Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Marak Kobra Masuk Rumah, Bagaimana Mengusirnya?

22 Desember 2019   07:22 Diperbarui: 22 Desember 2019   07:56 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memasuki musim hujan di beberapa tempat di Indonesia banyak ditemukan adanya ular kobra dan memasuki rumah warga.

Sementara banyak berita di media massa soal keluarnya dan ditemukannya ular-ular tersebut, saya percaya hal tersebut memang terjadi.

Menurut sumber yang saya baca, fenomena ini disebabkan karena beberapa wilayah di Indonesia baru saja memasuki musim penghujan setelah dilanda kemarau yang panjang.

Oleh karenanya, telur-telur ular kobra dapat menetas dengan sempurna.

"Warga Citayam menemukan 26 anak ular kobra" Demikian salah satu judul berita tentang fenomena keluarnya ular-ular kobra pada tibanya musim hujan.

Seperti warga Citayam, Bogor, Jawa Barat, yang gelisah karena anak-anak kobra memasuki pekarangan rumah mereka (pada 8 Desember) lalu,  fenomena ini wajar, karena menurut ilmu pengetahuan, ular kobra suka tempat yang lembab dan anak-anaknya menetas di kala musim hujan. Sedangkan musim kawin ular-ular terjadi saat musim kemarau.

Selain warga Citayam, beberapa warga lainnya di Jember, Sukabumi, Klaten, Bali, Yogyakarta dan Jakarta dikejutkan oleh munculnya ular-ular berbahaya tersebut.

Bukan saja melihat dan mendengar fenomena soal kobra yang masuk rumah, saya pun jadi saksinya. Dan juga tetangga saya.

Hujan baru saja reda, terdengar kurir Gojek di depan pagar rumah berteriak, "paket...!"

Saya yang mendengar teriakan itu segera menghampiri. Sebelum mendekati sang kurir Gojek, saya terkejut karena di halaman rumah terlihat seekor anak kobra dengan panjang sekitar 25-30 cm dan lingkar diameter 2 cm merayap di halaman.

"Sebentar mas, ini ada ular," kata saya kepada kurir Gojek.

Saya pun segera masuk rumah lagi untuk mengambil sapu ijuk guna mengusir ular. 

Dengan diberanikan, saya pun segera melawan ular, sembari menjauhkan hewan tersebut dengan sapu, didorong sampai ke luar rumah. Ular terus didorong dengan sapu ijuk, saya masukkan ular itu ke dalam got yang berjarak kira-kira empat meter dari rumah. Ular itu pun merayap dan menghilang di tumpukan sampah dan kotoran di dalam got.

Ini adalah beberapa tips bagi Anda agar rumah Anda bebas dari keliaran ular saat musim hujan yang saya dapatkan dari beberapa sumber.

Jika ular sudah memasuki rumah Anda, waspadalah. Sebaiknya Anda menjaga jarak, sebaiknya Anda menghubungi tenaga profesional yang memang ahli dalam mengusir ular.

Jika rumah Anda berdekatan dengan kebun atau sawah, bangunlah pagar khusus untuk pengaman. Jika ada saluran air, maka pasanglah saringan.

Tumpukan sampah, daun, kertas, dus, atau barang-barang lainnya di sudut-sudut rumah sebaiknya segera dipindahkan atau dibuang saja ke luar rumah, karena ular senang berdiam di tempat-tempat seperti itu.

Usahakan rumah Anda terbebas dari tikus. Seperti diketahui ular memang santapannya adalah tikus, bahkan ular suka sekali pada air kencing tikus, jika mencium adanya air kencing tikus itu, maka ular akan menghampiri.

Ular sering digunakan untuk membasmi populasi tikus. Oleh karenanya, bersihkan juga sisa-sisa makanan karena sisa-sisa makanan itu mengundang munculnya tikus-tikus untuk mengonsumsinya.

Ular tidak suka pada wewangian. Oleh karena itu pel lah rumah setiap hari dengan menggunakan pewangi lantai, disapu, juga dipasang pewangi lainnya yang menyengat seperti kamper atau kapur barus di setiap sudut rumah.

Ada kepercayaan beredar di masyarakat, ular harus ditaburi garam agar tidak bisa bergerak. Namun itu hanyalah mitos. Beberapa percobaan dilakukan, ular masih dapat melewati garam.

"Karena ular bukan hewan berlendir," kata Averroes Oktaliza, seorang anggota Komunitas Pemerhati Herpetofauna.

Taburan garam hanya untuk menjerat hewan berlendir seperti keong, atau bekicot.

Usahakanlah rumah atau pekarangan selalu bersih, kering dan tidak lembab.

Keyakinan berita di media massa semakin nyata. Selain saya sendiri bukti yang mengalami, sehari sesudahnya, tetangga saya juga bercerita bahwa dia menemukan ular kobra besar.

Tapi tidak sempat saya tanyakan, apakah kobra itu anaknya atau induknya.

Ular kobra disebut juga ular sendok adalah jenis ular berbahaya. Meskipun masih bayi ular sendok bisa mengeluarkan bisa. Gigitan ular kobra dapat melumpuhkan mangsa lainnya dalam satu gigitan, termasuk manusia.

Dr dr Tri Maharani, seorang pakar toksinologi dan bisa ular, menyatakan gigitan ular dapat mengakibatkan kematian kepada mangsa lain atau manusia. Cepat lambatnya proses menuju kematian sejak seseorang digigit ular kobra tergantung dari banyak sedikitnya racun yang masuk ke dalam tubuh. "Bisa semenit hingga beberapa jam," kata dr Tri.

Dr dr Tri Maharani adalah juga salah seorang anggota tim pembuat petunjuk penanganan gigitan ular berbisa WHO (World Health Organization).

Pelajarilah panduan WHO tentang pertolongan pertama yang harus dilakukan jika seseorang digigit ular berbisa.

Sila Anda perhatikan lingkaran "fenomena kejahatan" ini. Padi dimakan tikus, tikus dimakan ular, ular dipatok burung elang.

Jika burung elang sulit dicari, maka berhati-hatilah dengan ular-ular tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun