Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

"The Minions" Berada di Grup Berat Guangzhou

10 Desember 2019   07:13 Diperbarui: 10 Desember 2019   07:45 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
BWF World Tour Finals Guangzhou (corporate.bwfbadminton.com)

Akhirnya, para pebulutangkis terbaik dunia kini memasuki masa-masa penantian mereka.

Turnamen penutup BWF World Tour Finals 2019 digelar. Indonesia mengirimkan 7 dari total kemungkinan 10 wakil ke Guangzhou.

Turnamen berhadiah total 1.500.000 dolar AS ini digelar dari 11-15 Desember 2015.

Tak sembarangan pebulutangkis yang bisa ikut turnamen akhir tahun ini, seorang pebulutangkis minimal harus berperingkat 8 besar dunia.

Beberapa netizen mengomentari perihal Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon yang masuk dalam grup berat. Yang harus dilalui terlebih dahulu oleh The Minions di Grup A adalah Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe, Liu Junhui/Liu Yuchen, dan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda. Indonesia, Jepang, dan Cina.

Sementara The Daddies mengaku sudah siap terjun di Guangzhou. Mendapat tiket Final BWF, Hendra Setiawan/Muhammad Ahsan tidak mau begitu saja menyia-nyiakan kesempatan yang ada.

Bergabung di Grup B bersama-sama Aaron Chia/Soh Wooi Yik, Lu Ching Yao/Yang Po Hang, dan Lee Yang/Wang Chi Lin. Masing-masing mereka berasal dari Malaysia dan Taiwan, Hendra/Ahsan optimis dan mempunyai target lolos dari penyisihan ini.

"Lolos dulu dari penyisihan, semua lawan berat dan harus diwaspadai" kata Ahsan.

Ya, Hendra/Ahsan harus memperbaiki penampilannya di turnamen bergengsi ini.

Pada tahun lalu, The Daddies kalah dari Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe dan Chen Hung Ling/Wang Chi Lin (Taiwan). Hendra/Ahsan hanya satu kali menang melawan Liao Min Chun/Su Ching Heng (Taiwan). Hendra/Ahsan gagal lolos dari fase penyisihan.

Dalam Road To Guangzhou sendiri Hendra/Ahsan di urutan ke 2 dengan 111.440 poin, namun hal itu tidak lantas ganda yang kini berperingkat 2 dunia ini jemawa.

Sementara itu, Jonatan Cristie mengaku tegang melakoni debut perdananya di BWF World Tour Finals di 2019 ini.

Menurutnya, sejumlah persiapan sudah dilakukan mengikuti turnamen akhir tahun ini.

Menurut Jonatan, turnamen ini sangat penting untuk mendulang poin Olimpiade, ibaratnya ini adalah turnamen pre-Olimpiade dimana seluruh pebulutangkis terbaik ada di sini.

Itulah yang menjadi alasan, Jonatan sedikit tegang. Pelatih Jonatan pun mengatakan Jojo harus fokus. Ya, tentunya para pemain yang hadir di final BWF ini akan sama dengan Olimpiade. Semua pebulutangkis terbaik saling beradu.

Senada dengan Hendra/Ahsan yang harus menjaga kondisi agar tetap fit dan tidak jatuh sakit, Jonatan pun demikian, apalagi Jonatan baru saja terjun di SEA Games Filipina 2019.

Selain Kevin/Marcus yang menghadapi tantangan berat, dua ganda campuran Hafiz Faisal/Gloria Emmanuel Widjaja dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti harus menghadapi lawan-lawan yang tidak mudah.

Mengaca pada hasil buruk yang menjadi juru kunci di final BWF tahun lalu, di Grup B saat itu Hafiz/Gloria hanya menang satu kali dari Yuta Watanabe/Arisa Higashino. Dua kalah dari Wang Yili/Huang Dong Ping dan Chang Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia), maka pada 2019 ini Hafiz/Gloria merasa harus bangkit. Pelatih pun sudah mengevaluasi.

Sepanjang tahun ini, Hafiz/Gloria belum pernah juara di turnamen BWF mana pun. Hasil terbaik mereka adalah runner-up pada German Open 2019, berkategori Super 300.

Dua wakil Indonesia lainnya yang berjuang di BWF World Tour Finals ini adalah Anthony Sinisuka Ginting dan ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu.

Ganda putri hanya diwakili oleh Greysia/Apriyani, sedangkan Indonesia tidak punya wakil dari sektor tunggal putri menyusul hasil buruk yang diperoleh Gregoria Mariska Tunjung dkk.

Kalau netizen mengomentari grup sulit Kevin/Marcus, Marcus mengatakan semua bagus, tidak mudah melawan mereka, dan Marcus berharap dapat mengeluarkan semua permainan terbaiknya di turnamen ini.

Di Grup A ini ada Endo/Watanabe yang sering menyulitkan dan menjegal Kevin/Marcus.

Pada tahun 2017 Kevin/Marcus juara, namun pada tahun lalu (2018) ganda nomor satu dunia ini pulang dengan tangan hampa.

Marcus saat itu mengalami cedera di bagian lehernya, mereka tidak bisa melewati fase grup.

"Tahun lalu saya cedera, kini kami punya persiapan yang cukup panjang. Semoga memberikan hasil yang memuaskan," ujar Marcus.

Tianhe Gymnasium, gedung tempat berlangsungnya laga, udaranya dingin, untuk itu Marcus mengatakan sudah mengantisipasi hal tersebut, menyesuaikan dengan angin yang akan mempengaruhi kok.

Menyusul

"Malam ini kita berangkat ke Guangzhou," kata pelatih ganda putri Eng Hian. 

Hal tersebut dikatakannya usai Greysia/Apriyani merebut medali emas nomor perorangan di SEA Games Filipina.

Pada final di Muntinlupa Sports Complex, Manila, Senin (9/12/2019) Greysia/Apriyani menang atas ganda Thailand, Chayanit Chaladchalam/Phataimas Muenwong dengan dua gim, 21-3 dan 21-18.

Sedangkan Praveen/Melati juga mengantongi medali emas setelah final di tempat dan tanggal yang sama, mengalahkan unggulan kedua asal Malaysia, Goh Soon Huat/Shevon Jemie Lai dengan tiga gim, 21-19, 19-21, dan 23-21.

SEA games Filipina yang diikuti oleh wakil-wakil Indonesia yang juga akan terjun di BWF World Tour Finals Guangzhou 2019 ini tidak mengganggu persiapan Praveen dkk. 

Perhelatan SEA Games ini justru sebagai ajang pemanasan dan latihan menuju Guangzhou.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun