Sejumlah media online mengatakan Polri (Kepolisian Republik Indonesia) sedang merencanakan Operasi Lilin.
Pada Rabu (4/12/2019) Kepolisian RI melalui Brigjen Pol Argo Yuwono, mengatakan bahwa karena ini bulan Desember, tentu tak lama lagi akan digelar operasi untuk membuat masyarakat aman dalam menjalankan ibadah serta merayakan, khususnya Hari Natal 2019, dan Tahun Baru 2020.
Apabila di sekitar Lebaran, kita kenal dengan Operasi Ketupat, yaitu untuk mencegah terjadinya kekacauan dari orang-orang yang hendak mengacaukan segala kegiatan yang berhubungan dengan perayaan Idul Fitri, maka di sekitar Hari Natal pun kini Polri menggelar operasi yang sama, mengamankan masyarakat untuk merayakan Natal.
Dengan terciptanya keamanan serta kenyamanan di tiap daerah, maka hal tersebut akan menciptakan stabilitas keamanan secara nasional.
Untuk itu, Polri sudah menginstruksikan seluruh Kapolda di seluruh Indonesia untuk waspada dan menggelar Operasi Lilin.
Dikatakan "Lilin" dalam Operasi Lilin, ini dikarenakan lilin menjadi sumber terang bagi umat Kristiani, yang menerangi kegelapan dunia.
Operasi Lilin ini dibentuk semenjak terjadinya Bom Malam Natal 2000.
Seperti yang sempat saya alami, kami melakukan ibadah dan perayaan Natal dengan dijaga oleh beberapa personil aparat keamanan, sebelumnya polisi juga mengadakan sterilisasi di seputar gereja yang dijadikan tempat ibadah.
Barang-barang yang dibawa oleh pengunjung diperiksa dulu oleh aparat untuk mencegah adanya barang-barang berbahaya yang akan mengacaukan kesucian ibadah perayaan Natal.
Untuk Operasi Lilin tahun 2019 ini, Polri akan melaksanakan intensif mulai H-7. Menurut Brigjen Argo Yuwono, nanti akan dipilih daerah-daerah mana yang akan menjadi prioritas pengamanan.
Seperti pada Operasi Ketupat yang mengatur arus lalulintas, Operasi Lilin juga demikian. Selain itu, tempat-tempat rekreasi juga disisir untuk berjaga-jaga di sekitar Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.
Lalu lalang kendaraan yang melintas di jalur Jalan Raya Puncak, seperti pada tahun-tahun lalu juga akan diatur untuk mengantisipasi membludaknya kendaraan yang akan melewati wilayah Bogor tersebut.
"Akan diterapkan sistem buka tutup," kata Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, Kabid Humas Polda Jawa Barat, Rabu (4/12/2019), usai menghadiri perayaan HUT Polairud di Cirebon, Jawa Barat.
Nanti akan digelar rapat yang akan dihadiri juga yang berwewenang dan berkaitan, di antaranya Polda Jabar akan berkoordinasi dengan Polres Bogor. Dalam rapat nanti, akan ditentukan kapan waktu yang tepat pengaturan rekayasa lalulintas tersebut.Â
"Tapi, Operasi Lilin akan berlangsung sebelum 25 Desember 2019 sampai Januari 2020.
Polri tidak mau kecolongan.
Di tempat yang sama, usai menghadiri perayaan HUT Polairud di Cirebon, Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudy Sufahriadi mengatakan seluruh personil polisi akan dikerahkan untuk menjamin keamanan Nataru (Natal dan Tahun Baru).
Bekerjasama dengan Tim Densus 88 Anti-teror, Polda Jabar juga tidak mau kecolongan oleh aksi-aksi terorisme, untuk itu Polda Jabar dan Tim Densus 88 Anti-teror siap waspada.
Kendati sasaran utama pengamanan Nataru ini adalah mensterilisasi tempat ibadah dan tempat rekreasi, Kabid Humas Polda Jabar Trunoyudo juga pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak-pihak yang terkait untuk mengantisipasi ancaman terorisme.
Selain berkoordinasi dengan Polda, BNPT, Trunoyudo juga mengimbau partisipasi masyarakat untuk turut serta mengamankan Nataru.
Lalulintas
Sementara itu, Kakorlantas Polri Irjen Pol Istiono memperkirakan puncak arus mudik Nataru sekarang ini.
Puncak arus mudik Natal diprediksi akan terjadi pada 21, 22, dan 25 Desember 2019, sedangkan puncak arus mudik Tahun Baru 2020 diprediksi terjadi pada 28 dan 29 Desember 2019.
Karenanya, Polantas akan menempatkan sejumlah 160.000 personilnya yang akan ditempatkan di titik-titik konsentrasi yang sudah ditentukan.
Penerjunan aparat polantas tersebut akan mulai beroperasi mulai 20 Desember 2019. Istiono menjelaskan titik-titik konsentrasi yang akan ditempati aparatnya adalah di bandara-bandara, pelabuhan, tempat ibadah, zona ekonomi, tempat-tempat wisata, jalan tol, dan jalan non-tol.
"Itulah titik-titik yang menjadi konsentrasi kami," kata Istiono, Selasa (2/12/2019) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Ketika ditanyakan, tempat-tempat mana saja yang paling berpotensi mengalami kemacetan, Istiono mengatakan tempat-tempat itu ada di bottle neck persinggungan jalan tol dan rest area.
Sedangkan untuk non-tol, Istiono menyebutkan wilayah Nagrek.
Istiono juga menambahkan, karena mengarah ke satu titik, maka arah ke sekitar tempat wisata tentu juga akan macet dan menciptakan antrean.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI