Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi Merayakan Natal di Indonesia

1 Desember 2019   08:00 Diperbarui: 15 Desember 2019   12:48 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden pertama RI, Soekarno, pada kesempatan Hari Natal di Yogyakarta (koransulindo.com)

Mendekati hari raya Natal, begitu kita masuk salah satu mall, pasti kita melihat berbagai pernak-pernik khas Natal. Dari pohon Natal dengan kelap-kelip lampunya, sinterklas, Piet Si Hitam, kartu Natal, dsb.

Tak hanya disitu, kita juga mendengar alunan lagu-lagu khas hari kelahiran Yesus Kristus.

Di Indonesia yang mayoritas berpenduduk Muslim, ternyata terdapat beberapa tradisi untuk menyambut tibanya hari kelahiran Yesus Kristus ini.

Kalau mereka yang beragama Muslim, mereka sukacita menyambut dan merayakan hari raya Lebaran, di beberapa daerah di Indonesia juga terdapat tradisi menyambut atau merayakan hari raya Natal ini.

Tentu akan mudah untuk mengenali sukacita ini di daerah-daerah yang memang penduduknya mayoritas beragama Kristen.

Flores

Suara dentuman dari meriam bambu selalu terdengar di Flores pada setiap perayaan kelahiran Yesus Kristus.

Sulawesi Utara

Di Sulawesi Utara, khususnya Menado, ada tradisi menyambut tibanya dan perayaan Natal dengan parade sinterklas. Para sinterklas yang berpakaian merah dan putih itu menyambangi rumah-rumah penduduk untuk memberikan hadiah.

Ambon

Di Ambon, selain dipasangnya pohon-pohon Natal di dalam rumah, mereka juga membunyikan sirene dan lonceng di gereja-gereja pada saat malam Natal.

Toraja

Di Toraja, semenjak 1 hingga 26 Desember biasanya diadakan sebuah festival budaya yang dinamakan "Lovely December". Sekaligus ini juga sebagai daya tarik wisata.

Pada puncaknya, festival ini akan diakhiri dengan suatu upacara yang dinamakan Lettoan.

Bali

"Tradisi Panjor" di Bali adalah tradisi umat Kristen di pulau yang indah tersebut mengenakan pakaian tradisional berwarna hitam dan putih, seperti kain kamen, selendang dan kebaya. Gereja-gereja juga dihiasi berbagai ornamen yang terbuat dari janur dan bambu yang sangat indah.

Papua

Di sini dikenal adanya tradisi Barapen.

Tradisi Barapen adalah tradisi membakar tumpukan batu yang akan digunakan untuk memanggang babi. Selain itu ada lagu-lagu natal yang dilantunkan 24 jam penuh. Dan beberapa tempat dihiasi dengan pernak-pernik serta ornamen khas Natal.

Menado

Tradisi Kunci Taon

Tradisi Kunci Taon di Menado dirayakan sejak tanggal 1 Desember sampai di puncaknya pada 25 Desember. 

Seperti tradisi yang dilakukan umat Muslim merayakan Lebaran, umat Kristen di Menado juga mengunjungi makam keluarga sesudah puncak acara 25 Desember selesai. 

Mereka juga membersihkan area makam keluarga dan menabur bunga-bunga di area pusara. Acara Taon Kunci ini mereka juga berkeliling kampung dengan memakai pakaian-pakaian unik dan menghibur.

Acara Taon Kunci ini berlangsung hingga minggu pertama bulan Januari.

Sumatera Utara

Di sini dikenal tradisi Marbinda untuk merayakan kelahiran Yesus Kristus. Mirip umat Muslim yang merayakan Idul Adha, umat Kristen di Sumatera Utara. Warga Batak di sana, akan mengurbankan sejumlah hewan hasil dari sumbangan yang terkumpul.

Jika dana yang terkumpul sedikit, maka mereka akan mengurbankan babi. Jika dana yang terkumpul cukup banyak, maka mereka akan mengurbankan kerbau.

Yogyakarta

Para pendeta atau pastor di Yogyakarta mengadakan ibadah dengan menggunakan bahasa Jawa Kromo Inggil. Mereka juga menggelar perayaan wayang kulit mengisahkan tentang kelahiran sang juru selamat.

Mereka berpakaian khas Jawa, yaitu blangkon.

Mereka juga akan memberikan angpao kepada anak-anak, sama seperti tradisi perayaan Lebaran.

Jakarta

Tradisi yang disebut Rabo-Rabo di daerah tertentu di Jakarta mirip dengan acara silaturahmi di Lebaran. Mereka mengunjungi rumah-rumah warga sembari diiringi tarian musik. Tradisi ini berasal dari tradisi bangsa Portugis yang pernah tinggal di Jakarta.

Sesudah itu, mereka juga akan mengadakan acara mandi-mandi sebagai simbol penebusan dosa dan saling memaafkan menjelang dimulainya tahun baru.

Nah, itulah sejumlah kisah tradisi menyambut serta merayakan hari Natal yang ada di sejumlah daerah di tanah air.

"Long time ago in Bethlehem, so the Holy Bible says, Mary's Boy Child Jesus Christ was born in Christmas Day..."

"Jingle bells, jingle bells.... jingle all the way..."

Itulah sekelumit dari nyanyian-nyanyian Natal yang sering terdengar di sekitar hari kelahiran Yesus Kristus.

Di sini, kita juga kita akan melihat sosok sinterklas yang berjanggut, memakai kacamata, mengenakan topi dan berpakaian merah putih, atau Piet Hitam yang membawa karung dan tongkat.

Di sekitar perayaan Natal. 

Hari Natal identik dengan cuaca dingin. Kalau di benua Eropa, adalah musim salju, sedangkan di negeri kita musim hujan.

Selamat menyongsong tibanya Hari Kelahiran Yesus Kristus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun