Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Jonathan Cristhie Membuat Keajaiban

27 Oktober 2019   08:09 Diperbarui: 27 Oktober 2019   12:19 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sempat menang 3-2 di gim ketiga, Axelsen berbalik unggul 7-5. Pada saat Axelsen unggul 8-5, Jojo mengajukan protes kepada wasit karena raket Axelsen sempat menyentuh net dahulu. Tapi wasit mengesahkan poin Axelsen.

Entah apa yang terjadi pada Jonatan, pemain berusia 22 tahun ini ketinggalan jauh dari Axelsen, hingga 10-19. Tinggal 2 angka lagi, tamatlah nasib Jojo untuk mencapai final.

Akan tetapi, keajaiban terjadi.

Dalam kondisi tertinggal 9 angka, pelatih Jojo menginstruksikan agar Jojo bermain fokus dan tidak melakukan kesalahan.

Dalam kedudukan 19-10 ini terlihat Axelsen mulai merasa kesakitan pada kakinya, ia berjalan agak terpincang-pincang.

Jojo banyak memainkan rally-rally panjang dari 20 hingga 46 pukulan, menghasilkan satu poin. Jojo bermain net, untuk memaksa Axelsen mengembalikan kok yang harus dijangkau. Pancingan Jojo ini, lantas di smes untuk menghasilkan poin. Jojo juga menyadari Axelsen sedang bermasalah dengan kakinya. Dia tidak serta-merta melakukan smes.

11 poin diraih Jojo berturut-turut tanpa kesalahan, setelah match point 20-19, sebuah pengembalian kok Axelsen nyangkut di net. Jojo pun selebrasi. 21-19 untuk Jonatan.

Dramatis sekali!

Di final Minggu (27/10/2019) Chen Long menantinya. Inilah final ke 2 tahun ini bagi Jonatan di ajang BWF Super 750. Juli lalu, Jojo mencapai final Japan Open, namun kalah dari peringkat satu dunia, Kento Momota (Jepang).

Di nomor ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti mengulangi pencapaian yang diraihnya minggu lalu di Denmark Terbuka 2019, Praveen/Melati maju ke final Stade Pierre de Coubertain, setelah mengakhiri perlawanan ganda campuran Inggris, Chrid Adcock/Gabrielle Adcock, di semifinal, Sabtu (26/10/2019) dengan dua gim, 21-19 dan 21-12 dalam tempo 35 menit.

Hingga jeda, Praveen/Melati unggul 11-9. Chris/Gabriele berbalik memimpin 19-15. Seperti tersentak, Praveen/Melati lantas merebut enam angka beruntun, dan menutup gim pertama dengan 21-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun