Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Susi Susanti: Love All" Tayang Empat Hari Jelang Sumpah Pemuda

26 Oktober 2019   06:00 Diperbarui: 26 Oktober 2019   06:01 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengantin Emas Olimpiade (manado.tribunnews.com)

Sesuai rencana, film Susi Susanti: Love All, tayang perdana di bioskop semua Indonesia pada 24 Oktober 2019, empat hari menjelang Hari Sumpah Pemuda 2019.

Film yang mengisahkan perjalanan hidup Susy Susanti itu dibintangi antara lain oleh Laura Basuki, sebagai Susy Susanti, Dion Wiyoko, sebagai Alan Budikusuma. Dan sederetan artis lainnya, seperti Delon, Rafael Tan, Kelly Tandiono, dan Lukman Sardi.

Adapun Daniel Mananta bertindak sebagai produser film ini, bareng dengan Reza Hidayat.

Film garapan Sim F itu mengisahkan perjuangan legenda bulutangkis Susy Susanti semenjak remaja hingga sukses mengantongi medali emas pada 1992 di Olimpiade Barcelona.

Pengambilan jadwal tayang perdana di bioskop-bioskop seluruh Indonesia (24/10) tersebut dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober, untuk memberikan semangat kebangsaan para pemuda negeri.

Susy Susanti yang kini menjabat Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI itu memang sudah terlihat talentanya di olahraga tepak bulu sejak remaja. Sejak di bangku SD, wanita kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, 11 Pebruari 1971 tersebut memang menyukai dan bermain kok.

Saat kelas 2 SMP, Susy yang kala itu berusia 14 tahun keluar menjadi juara rangkap di tiga nomor sekaligus, yaitu di nomor tunggal putri, ganda campuran, dan ganda putri dari Kejuaraan Dunia Junior 1985.

Di Kejuaraan Dunia Junior berikutnya, Susy juga juara di dua nomor, tunggal dan ganda putri. Susy bahkan lima kali juara dunia di level yunior itu.

Sebelum mencapai puncaknya di level senior, yaitu mengantongi medali emas tunggal putri Olimpiade Barcelona 1992, suami dari Alan Budikusuma tersebut memulai debut seniornya dengan menjuarai Indonesia Terbuka pada 1989, ketika dia masih berusia 18 tahun. Di turnamen berkategori Super BWF 1000 itu Susy juara tujuh kali.

Empat kali sudah Susy meraih gelar turnamen bergengsi 1994, 1993, 1991, dan 1990 klasik All England.

Di final Olimpiade Barcelona, Susy mengalahkan 5-11, 11-5, 11-3 asal Korea Selatan, Bang Soo Hyun.

Ketika naik podium, sembari pengibaran bendera Merah-putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya, mata Susy mengucurkan air mata.

Inilah kali pertama Indonesia membawa pulang medali emas dari Olimpiade sepanjang keikutsertaan. 

Uniknya, di Olimpiade Barcelona 1992 itu, Alan Budikusuma, yang saat itu berstatus sebagai pacar Susy, juga menggaet medali emas di nomor tunggal putra.

Julukan "Pengantin Emas Olimpiade" lantas diberikan oleh media internasional kepada Susy dan Alan.

Alan dan Susy lantas resmi memulai hidup baru sebagai sepasang suami-istri pada 1997.

Di kelompok, Susy dkk juga membawa pulang Piala Sudirman (lambang supremasi beregu campuran) pada 1989 untuk pertama kalinya.

Sebelum gantung raket pada usianya yang ke 26, di antara periode sesudah mendapat emas Olimpiade Barcelona, Susy dkk juga sempat membawa pulang Piala Uber pada 1994 dan 1996. Di Olimpiade Atlanta 1996, Susy memperoleh medali perunggu.

Sesudah gantung raket serta memulai hidup baru bersama Alan Budikusuma, Susy sempat mendirikan Olympic Badminton Hall, gedung bulutangkis di kawasan Bulungan, Jakarta.

Kembali.

Film Susi Susanti: Love All ternyata juga mendapat dukungan dari BWF (Badminton of World Federation). Sebuah film yang bisa mengobati kerinduan para pecinta bulutangkis tanah air kepada legenda.

Untuk dukungan yang diberikan Federasi Bulutangkis Dunia tersebut, banyak kalangan merasa berterima kasih. 

".... resmi tayang hari ini" demikian BWF di akun Twitternya, Kamis, 24 Oktober 2019.

Bagi Laura Basuki, film Susi Susanti Love All merupakan peran pertamanya sebagai seorang atlet. Laura merasa bangga dapat memerankan legenda Susy Susanti. Dan itu merupakan impiannya sejak lama.

Sebelumnya, Laura sudah mendengar cukup lama akan dibuatnya film tentang Susy Susanti. "Inilah kesempatan baik," ujarnya ketika itu.

Laura yang belum pernah bermain bulutangkis, mau tidak mau harus belajar olahraga yang menjadi kebanggaan bangsa kita ini dari nol.

"Susy Susanti sendiri jadi pelatihnya," kata Laura. Latihan Laura bukan saja mempelajari gaya bermain Susy, tapi juga gaya bicara, dan gestur suami Alan Budikusuma tersebut dipelajari.

Laura yang tidak mempunyai latar belakang olahraga apa pun, dilatih bersama-sama atlet-atlet bulutangkis lainnya. Selain dilatih oleh Susy Susanti sendiri, juga dilatih oleh Liang Chiu Hsia, mantan pelatih pelatnas putri.

Latihan-latihan tersebut tentu berguna untuk memahami dan memerankan peran sebagai seorang atlet bulutangkis.

Tidak kurang dari enam bulan lamanya, Laura berlatih berat fisik dan teknik untuk memerankan sosok Susy Susanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun