Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mau Ngomong Apa Lagi, Pochettino?

3 Oktober 2019   06:00 Diperbarui: 3 Oktober 2019   07:14 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bayern Munchen (Getty Images)

Mauricio Pochettino kelu. Dia tidak dapat berkata apa-apa lagi. Mau keluar alasan apa dari mulutnya. Asuhannya, Tottenham Hotspur dihajar 2-7 oleh Bayern Munchen di matchday 2 Grup B Liga Champions 2019-2020.

Menjamu Bayern Munchen di Tottenham Hotspur Arena, Rabu (2/10/2019) dinihari WIB, Hotspur unggul cepat terlebih dahulu lewat pemain asal Korea Selatan, Son Heung-Min di menit ke 12. 

Hanya bertahan tiga menit, sepakan jarak jauh Joshua Kimmich tidak mampu ditangkap kiper Hugo Lloris. Skor jadi sama 1-1. Setelah itu, Hotspur menyia-nyiakan dua peluang dari Tanguy Ndombelele dan Harry Kane.

Bayern Munchen unggul 2-1 pas sebelum jeda babak pertama lewat Robert Lewandowski. Serge Gnabry yang mencetak quat trick di laga itu, memulainya di menit ke 53. 3-1 untuk Bayern Munchen. Gol kedua Gnabry terjadi satu menit kemudian. 4-1 Munchen unggul.

Di menit ke 59, Harry Kane menjadi algojo penalti. 2-4 Hotspur memperkecil ketinggalan. Pemain berusia 24 tahun mencetak gol ketiganya di menit ke 83. 5-2 buat Munchen.

Munchen menambah keunggulan di menit ke 87, lewat Robert Lewandowski yang mencetak gol keduanya. 6-2. Gnabry melengkapi mimpi buruk Hotspur, dengan mencetak gol keempatnya di menit ke 88.

Munchen dengan demikian memuncaki Grup B. Apa yang mau dikatakan lagi oleh Pochettino? Setelah bermain imbang dengan Olympiakos di laga perdana (2-2), Pochettino mengatakan itu merupakan hasil yang lebih baik di awal-awal Liga Champions.

Di musim lalu, timnya sempat terseok-seok di awal laga Liga Champions. Dari tiga laga awal musim 2018-2019, Tottenham Hotspur baru meraih satu poin. Hotspur sempat kalah 2-4 dari Barcelona dan 1-2 dari Inter Milan.

Kendati demikian, The Lily Whites malah maju ke babak berikutnya, bahkan sampai ke final. Meski akhirnya kalah dari Liverpool. Sampai pekan ke 7 Premier League, Tottenham Hotspur masih berada di posisi ke 7 dengan 12 poin.

Mengaca pada sembilan kali laga terakhir yang dimainkan di semua ajang, Harry Kane dkk hanya mencatat tiga kemenangan.

Dan yang paling menyakitkan, Tottenham Hotspur bahkan dikalahkan oleh posisi ke 10 tim divisi 4, Colchester United di Carabao Cup dengan 3-4 adu penalti. Dengan demikian, Tottenham Hotspur langsung tersingkir di ajang tersebut.

Apa pun yang dikatakan Pochettino perihal keterpurukannya, Pochettino mengatakan para pemainnya harus tetap kuat dan melupakan kekalahan dan bersiap untuk laga berikutnya.

Sebagai manusia, dia pun tidak kuat menahan kesedihan atas tragedi yang terjadi, dia pun kadang menangis. "Barangkali suporter sudah muak dengan pernyataan saya," ujarnya.

Serge Gnabry

Arsenal dan Tottenham Hotspur memang bermarkas di wilayah London Utara. Pencetak empat gol Serge Gnabry sudah tidak asing lagi dengan wilayah itu, karena selama lima tahun dia pernah berseragam Arsenal. Ketika Gnabry ditebus dari Stuttgart dengan 100.000 poundsterling, pemain Jerman ini saat itu masih yunior.

Akan tetapi, lantas The Gunners meremehkan potensi Gnabry, dia jarang dimainkan. Gnabry lalu dipinjamkan ke West Bromwich Albion. Setelah selesai masa pinjam, Gnabry tidak mau balik lagi ke Arsenal. Dia hengkang pada tahun 2016.

Sebelum di Bayern Munchen, sesudah hengkang dari Arsenal dia bergabung dengan Werder Bremen. Bayern Munchen lalu membeli Gnabry seharga 8 juta euro. Awal-awal Munchen belum percaya kepada kemampuan Gnabry, Gnabry sempat dipinjamkan ke Hoffenheim semusim.

Ketika Munchen ditukangi Niko Kovac musim 2018-2019, perlahan-lahan Gnabry mulai dimainkan sebagai skuat utama. Melihat performa Gnabry di Munchen dia terpilih bermain di Timnas negaranya, Jerman.

Gnabry mempersembahkan quat trick nya khusus untuk para pendukung The Gunners. Kendati The Gunners sempat memandang remeh, tapi bagaimana pun dia sempat berseragam klub London Utara itu.

Kedua tim London Utara, Arsenal dan Tottenham Hotspur merupakan musuh abadi yang selalu mencibir. Hasil buruk yang diraih Tottenham pun melahirkan sinisme kepada Harry Kane agar mundur dari tim kalau Tottenham Hotspur mau juara.

Tak kurang mantan striker The Lily Whites, Peter Crouch, menyarankan agar Kane pindah saja ke klub lain. "Hotspur tidak tepat untuknya," ujar pemain jangkung itu. Mantan pemain MU dan Timnas Inggris, Rio Ferdinand, juga menyarankan hal yang senada dengan Crouch. "Dia main untuk apa?," katanya.

Melihat ke belakang, sejak 1995, Tottenham Hotspur menjadi klub Ratu Elizabeth pertama yang dibobol tujuh gol. Bagi pelatih, ini adalah kekalahan terjelek Pochettino sebagai seorang manajer.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun