Untuk itu, setelah pemilu, dirinya akan berkoordinasi dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Pemukiman Israel terletak di daerah yang disebut dengan Area C Tepi Barat, mencakup 60 persen area Tepi Barat, termasuk di dalamnya sebagian besar Lembah Jordan.
Sepertiga area Tepi Barat merupakan Lembah Jordan. Israel memandang area strategis tersebut sebagai wilayah yang tak akan pernah mereka tinggalkan.
Akan tetapi, rencana Netanyahu tersebut mendapat kecaman dari Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud. Kecaman niat Netanyahu mencaplok Lembah Jordan tersebut dikemukakan Raja Salman saat mengadakan pembicaraan telepon dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.
"Raja mengecam tegas niat Netanyahu yang akan mencaplok area di Tepi Barat," tulis Saudi Press, kantor berita resmi seperti dilansir AFP.
Raja Salman mengatakan keputusan Netanyahu akan menghancurkan asa yang tersisa untuk menyudahi konflik antara Israel dan Palestina, dengan kata lain, sangat berbahaya bagi rakyat Palestina. Serta pelanggaran mencolok kepada hukum internasional dan PBB.
Selain dari Raja Salman, kecaman juga datang dari negara-negara Arab lainnya, Uni Eropa, PBB, dan Palestina.
Untuk itu, Raja Salman menghimbau agar OKI (Organisasi Kerjasama Islam) yang beranggotakan 57 negara segera menggelar pertemuan darurat tingkat Menteri Luar Negeri untuk membahas niatan berbahaya tersebut.
"Arab Saudi dengan tegas mengutuk janji Netanyahu yang akan mencaplok tanah yang diduduki sejak 1967, jika dia terpilih lagi," demikian Arab News, yang melansir pernyataan resmi Kerajaan.
Sidang Luar Biasa tingkat Menteri Luar Negeri atas usulan Raja Salman tersebut akhirnya digelar satu hari pada Minggu (15/9/2019).Â
Indonesia sebagai negara anggota OKI mengeluarkan kutukannya atas upaya aneksasi oleh Israel atas wilayah Tepi Barat.