Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Berangkat Dilepas Soeharto, Pulang Diterima BJ Habibie

13 September 2019   06:00 Diperbarui: 13 September 2019   06:01 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tas hitam dari kulit buaya 
Selamat pagi 
Berkata bapa Oemar Bakri 
"Ini hari aku rasa kopi nikmat sekali"

......... 
..............

Banyak ciptakan menteri 
Oemar Bakri 
Bikin otak orang seperti otak Habibie 
Tapi mengapa gaji guru Oemar Bakri 
Seperti dikebiri

..............
........

Anda tentu sudah mengenal sebagian dari lirik lagu Guru Oemar Bakri, yang diciptakan dan dinyanyikan oleh Iwan Fals.

Sosok Presiden ke 3 RI ini pun bahkan dikenal oleh semua kalangan, tua dan muda, sampai ke mancanegara.

Setuju dengan Iwan Fals dalam liriknya, saya pun mengagumi beliau sebagai seorang ilmuwan, negarawan, dan pribadi bahwa Prof Dr Ing H Bacharuddin Jusuf Habibie yang intelektual dan cerdas.

Namun sosok yang dikagumi banyak orang tersebut, kini telah tiada. Beliau telah meninggalkan kita semua, pada Rabu (10/9/2019) dalam usianya yang ke 83.

Banyak orang secara pribadi terkesan dan terkenang akan pria yang dilahirkan di Parepare, Sulawesi Selatan ini. Anda melihat beliau sebagai apa, dan darimana?

Sosok beliau yang lahir pada 25 Juni 1936 ini, memiliki H Hasri Ainun Habibie sebagai isteri beliau. Habibie dikaruniai dua orang anak, yaitu H Ilham Akbar Habibie dan H Thareq Kemal Habibie.

Selain sebagai seorang yang cerdas, penemu pesawat Nurtanio CN-235, mantan Menteri Riset dan Teknologi/Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) semasa pemerintahan Soeharto, paling terkesan lainnya bagi saya, adalah saat beliau menjadi Wakil Presiden dan saat menjadi orang nomor satu di negeri ini menggantikan Soeharto.

Selain itu, Habibie dikenal ketika negeri kita dilanda kekelaman, rusuh Mei 1998.

Rangkaian demonstrasi yang meluas di pelosok negeri ketika itu menginginkan agar Presiden Soeharto yang sudah bertahta selama 32 tahun, segera lengser dari jabatannya. Aksi demo dan penjarahan semakin meluas dan etnis Tionghoa menjadi sasaran.

Demo mahasiswa yang bertubi-tubi dan berani akhirnya Soeharto pun turun tahta, tempatnya digantikan BJ Habibie yang diangkat menjadi Presiden RI pada bulan Mei 1998.

Bertepatan dengan "Tragedi 12 Mei" tersebut, Indonesia menorehkan tinta emas di olahraga bulutangkis, untuk ke 13 kalinya, Indonesia saat itu keluar sebagai juara Piala Thomas, lambang supremasi bergengsi bulutangkis pria.

Tapi, di waktu yang sama, Tim Uber Cup Indonesia gagal mempertahankan gelar juara, setelah kalah 1-4 dari Tim Uber Cina.

Sebelum menyerahkan tampuk Presiden kepada BJ Habibie, Soeharto saat itu masih sempat merestui keberangkatan Tim Bulutangkis Thomas dan Uber Indonesia untuk berlaga di Hong Kong.

Tim Thomas dan Uber diterima Presiden Soeharto di Istana Negara, sebelum Presiden kedua Indonesia tersebut berangkat ke Mesir untuk bergabung di pertemuan G-15.

Ketika Soeharto di Mesir, situasi di tanah air semakin bergejolak dan tidak karuan.

Aksi demo, penjarahan dan kerusuhan tersebut terdengar sampai ke para pemain kita yang sedang berada di Hong Kong, mereka cemas pada keselamatan keluarga mereka di tanah air.

Dalam kondisi kacau balau tanah air, para pemain berjuang sejatinya para pahlawan yang akan membawa harum nama bangsa dan negara.

"Terimakasih kepada Tim Thomas, karena dalam kondisi seperti ini, kalian masih bisa memberikan yang terbaik," ujar Hendrawan pada sebuah talk show di Metro TV. Hendrawan memang menjadi kunci dan penentu kemenangan Indonesia 3-2 atas Malaysia di final. 

Hendrawan mengatakan hal tersebut di atas, ketika dia mengenang sambutan BJ Habibie kala itu.

Pada saat itu, dunia tercengang. Indonesia mampu keluar lagi sebagai peraih Piala Thomas untuk ke 13 kalinya. Di final, Hendrawan dkk menundukkan Malaysia 3-2. Malaysia saat itu dilatih oleh Indra Gunawan, pahlawan bulutangkis Indonesia.

Perkiraan saat itu, Tim Thomas Cina bakal melaju ke final dan berhadapan dengan Indonesia, namun dunia jadi terkejut. Karena Malaysia yang dilatih Indra Gunawan mengalahkan Tim Negeri Tirai Bambu tersebut di semifinal. Sehingga Malaysia lah yang ke final.

Hendrawan dkk pun pulang ke tanah air membawa kebanggaan di tengah-tengah situasi yang kacau balau. Para pahlawan bulutangkis kita disambut tidak lagi oleh Soeharto, tetapi oleh BJ Habibie yang baru diangkat.

Hendrawan mengenang Pak Habibie, Hendrawan mengatakan Tim Bulutangkis dilepas Soeharto, tapi pulang disambut Habibie.

Dalam kata sambutannya ketika menerima Tim Thomas, Bapak BJ Habibie mengatakan, "Setidaknya bisa mengobati luka bangsa akibat situasi sulit,".

Selamat jalan Inspirator Bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun