Selain itu, Habibie dikenal ketika negeri kita dilanda kekelaman, rusuh Mei 1998.
Rangkaian demonstrasi yang meluas di pelosok negeri ketika itu menginginkan agar Presiden Soeharto yang sudah bertahta selama 32 tahun, segera lengser dari jabatannya. Aksi demo dan penjarahan semakin meluas dan etnis Tionghoa menjadi sasaran.
Demo mahasiswa yang bertubi-tubi dan berani akhirnya Soeharto pun turun tahta, tempatnya digantikan BJ Habibie yang diangkat menjadi Presiden RI pada bulan Mei 1998.
Bertepatan dengan "Tragedi 12 Mei" tersebut, Indonesia menorehkan tinta emas di olahraga bulutangkis, untuk ke 13 kalinya, Indonesia saat itu keluar sebagai juara Piala Thomas, lambang supremasi bergengsi bulutangkis pria.
Tapi, di waktu yang sama, Tim Uber Cup Indonesia gagal mempertahankan gelar juara, setelah kalah 1-4 dari Tim Uber Cina.
Sebelum menyerahkan tampuk Presiden kepada BJ Habibie, Soeharto saat itu masih sempat merestui keberangkatan Tim Bulutangkis Thomas dan Uber Indonesia untuk berlaga di Hong Kong.
Tim Thomas dan Uber diterima Presiden Soeharto di Istana Negara, sebelum Presiden kedua Indonesia tersebut berangkat ke Mesir untuk bergabung di pertemuan G-15.
Ketika Soeharto di Mesir, situasi di tanah air semakin bergejolak dan tidak karuan.
Aksi demo, penjarahan dan kerusuhan tersebut terdengar sampai ke para pemain kita yang sedang berada di Hong Kong, mereka cemas pada keselamatan keluarga mereka di tanah air.
Dalam kondisi kacau balau tanah air, para pemain berjuang sejatinya para pahlawan yang akan membawa harum nama bangsa dan negara.
"Terimakasih kepada Tim Thomas, karena dalam kondisi seperti ini, kalian masih bisa memberikan yang terbaik," ujar Hendrawan pada sebuah talk show di Metro TV. Hendrawan memang menjadi kunci dan penentu kemenangan Indonesia 3-2 atas Malaysia di final.Â