Berawal dari polemik yang dituduhkan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) yang mengatakan PB Djarum mengeksploitasi anak secara terselubung beberapa waktu belakangan.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosmin menyatakan bahwa tidak ada sama sekali aktivitas promosi rokok di dalamnya. "Tidak sama sekali, wartawan, publik, dan KPAI bisa melihat sendiri," kata Yoppy di GOR Djarum, Jati, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (31/7/2019).
Yopie kukuh, Djarum Foundation transparan, tidak untuk promosi rokok. Program Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis (AUUDBB) dilakukan semata-mata untuk mencari bibit-bibit unggul pemain bulutangkis.
Senada dengan Yosmin, Senior Manager Komunikasi Bakti Olahraga Djarum Foundation, Budi Darmawan, mengatakan aktivitas audisi adalah untuk mencari bibit atlet berkualitas. "Nantinya, peserta yang lolos akan diberi beasiswa menuntut ilmu, baik di bulutangkis, maupun pendidikan sekolah,".
"Persepsi mereka berbeda dengan persepsi kita, belum ada pertemuan KPAI, kami siap dipanggil," ujar Yosmin saat itu.
Budi mencontohkan atlet-atlet yang muncul dari Djarum adalah Kevin Sanjaya Sukamuljo, Praveen Jordan, dan Tantowi Ahmad.
Jika dirunut lebih ke belakang, kita kenal pebulutangkis-pebulutangkis yang lahir dari bakti Djarum seperti Liem Swie King, yang sohor dengan julukan yang melekat padanya "King Smash" atau smes sembari meloncat tinggi. Atau yang lain, ada Haryanto Arbi, dsb.
Oleh karena desakan yang mencuat dan untuk mendinginkan polemik dari KPAI, maka Audisi Umum Djarum Bulutangkis akan dihentikan mulai awal tahun 2020.
Selama ini, aktivitas bakti tersebut sudah dimulai sejak 2006.
Penghentian tersebut diumumkan Yoppy Rosmin pada Sabtu (7/9/2019) di Hotel Aston, Purwokerto, sehari sebelum Audisi 2019 dimulai Minggu (8/9/2019) hingga Selasa (10/9/2019), di GOR Satria, Purwokerto.
"Sesuai permintaan, pada audisi kali ini kita melepaskan semua brand PB Djarum. Kaos yang biasa dibagikan kepada anak-anak, kali ini tidak diberikan lagi. Mereka memakai kaos masing-masing klubnya,"
Yoppy menjelaskan kalau PB Djarum itu bukan untuk rokok. "Tahun lalu kami mendapat penghargaan dari Menpora 'Olahraga of the Year'. Itu nyata bukti kami bukan produk tembakau," katanya.
Upaya terakhir ajang pencarian bakat PB Djarum yang terakhir kalinya tahun 2019 ini sangat disayangkan banyak pihak. "Tapi untuk kebaikan bersama kami hentikan, supaya suasana reda dulu. Agar bisa berpikir dulu dengan baik," ujar Yoppy.
Kendati banyak pihak mendukung PB Djarum untuk meneruskan audisi, Yoppy menegaskan bahwa tahun ini yang terakhir. KPAI menuduh ada ekploitasi anak untuk brand image dalam aktivitas audisi tersebut.
Audisi yang sedang berjalan sekarang akan dituntaskan dulu sampai final di Kudus, Nopember nanti. "Karena kami sudah janji ke semua peserta, dengan segala risikonya" jelas Yoppy.
"Bulutangkis harus tetap semangat, PB Djarum harus menjadi yang terdepan dalam mencari bibit-bibit baru dengan segala upaya. Tapi audisi dihentikan dulu. Jadi kalau ada yang menangis, saya minta maaf," imbuh Yoppy.
Sementara itu, KPAI sendiri angkat bicara soal pernyataan dihentikannya audisi. Ketua Umum KPAI, Susanto, menyatakan tak ada niat KPAI menghentikan audisi, tapi menurutnya undang-undang yang menjadi pembentur dinding.
Susanto kukuh, bukan ada maksud untuk menyetop kegiatan audisi pencarian bakat, KPAI justru mendukung pengembangan bulutangkis mencari bibit-bibit berbakat.
"Prestasi Indonesia tentu akan berdampak baik untuk bangsa dan negara," jelas Susanto kepada media, Minggu (8/9/2019).
Susanto menjelaskan, PB Djarum tidak saling panas dengan KPAI, tapi PB Djarum dibentang UU tentang Perlindungan Anak.
"Dalam UU itu ditegaskan dalam menggelar kegiatannya pabrik rokok tidak diperbolehkan menampilkan brand image tembakau, merek, dan logo," ujar Susanto.
Pendapat
Djarum selama ini sudah banyak dan bahkan paling berjasa menyumbangkan prestasi olahragawan yang mengharumkan nama bangsa dan negara, dengan baktinya.
Jika tidak ada Djarum yang berperan aktif, diyakini tidak akan ada nama-nama pebulutangkis kaliber dunia yang muncul dari Indonesia.
Bodoh, dan salah jalan besar dan sesat, jika ada wacana menghentikan kegiatan pencarian talenta-talenta berbakat, Indonesia akan terhenti sampai di sini saja.
Siapa penerus nama-nama yang kini harum di dunia bulutangkis dari negeri ini? Sesat.
Tak pelak Menpora sendiri turut angkat bicara, "Kenapa dihentikan? Tak ada yang salah, jalan terus, lanjut terus!" tegas Imam Nahrawi, Minggu (8/9/2019).
Menurut Imam, dalam Biro Hukum Kemenpora, tidak ada istilah ekploitasi anak dalam audisi Djarum.
Respons lain datang dari Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Erick Thohir. Erick turut merasa prihatin terjadi perbedaan pandangan antara KPAI dan PB Djarum. Untuknya, Erick ingin mencari jalan tengah di antara keduanya yang sama-sama ingin membangun negeri ini.
Erick yang juga anggota Dewan Olimpiade Dunia itu, ingin mengajak kedua pihak duduk bersama sehingga memperoleh solusi bersama untuk bangsa khususnya cabang olahraga bulutangkis.
Terlebih bulutangkis merupakan satu-satunya cabang harapan yang potensial membawa pulang medali emas dari Olimpiade.Â
Dengan kata lain, KOI bersedia menjadi penengah antara KPAI dan PB Djarum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H