Wakil Ketua DPR, Fadli Zon angkat bicara soal mogoknya mobil Jokowi.
Pada Kamis (5/9/2019) Jokowi melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Kalimantan Barat.
Saat akan melawat ke Taman Digulis, Pontianak, mobil Mercedes Benz S600 Guard yang ditumpangi Presiden mogok di tengah jalan. Untuk itu, mobil Kepresidenan RI tersebut langsung digantikan oleh Toyota Alphard. Toyota Alphard merupakan mobil cadangan kepresidenan.
"Sudah 10 kali mogok," kata Jokowi. Mobil tersebut sudah beroperasi sejak 2009.
"Overheat, apalagi di udara-udara yang panas," jelas Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono.
Kejadian serupa sempat terjadi dua tahun lalu, 18 Maret 2017, saat kunjungan ke Kalimantan Barat. Mobil Jokowi mogok karena persoalan teknis.
Kunker Jokowi kali ini ke Pontianak dalam rangka untuk membagikan sertifikat tanah di Rumah Radakng.
Terkait dengan mogoknya mobil Jokowi itu, Wakil Ketua DPR Fadli Zon angkat bicara, agar Pak Jokowi menggunakan saja mobil Esemka buatan lokal yang dibanggakan.
"Kalau begitu ganti dong dengan mobil Esemka yang dibangga-banggakan. Spiritnya bakal bagus, kan sudah diproduksi," kata Fadli Zon, Jum'at (6/9/2019) di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.
"Esemka saja lah," ujar Fadli. Singkat Fadli, sembari dia mengusulkan agar menteri-menteri Jokowi 2019-2024 menggunakan mobil dinas Esemka.
Launching Esemka sendiri dilakukan pada Jum'at (6/9/2019) oleh Jokowi.
Eddy Wirajaya, Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi, yang memproduksi Esemka, mengatakan Esemka murni perusahaan swasta.
Fadli Zon juga menyindir soal Esemka yang digadang-gadang sebagai mobnas (mobil nasional). Dalam hal tersebut, Fadli minta pihak Esemka lebih terbuka, karena Wakil Ketua Umum Gerindra itu mendapat kabar bahwa komponen Esemka bukan dari dalam negeri.
"Saya mendapat informasi, komponennya bukan Indonesia. Jujur saja, ini menandakan bukan komponen lokal mayoritas," ujarnya.
Pihak istana merespon apa yang diusulkan Fadli.Â
Tenaga Ahli Kedeputian IV KSP Ali Mochtar Ngabalin, menegaskan apa yang dikatakan Fadli tidak mencerminkan cara berpikirnya sebagai pimpinan DPR.
"Kita tidak tahu apa yang ada di otaknya, berfikir seperti apa itu?" ujar Ngabalin, Jum'at (6/9/2019) malam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H