Setelah Erick Thohir menjadi orang Indonesia yang memiliki saham di Inter Milan dan Oxford United, Rabu (4/9/2019), Tranmere Rovers, sebuah tim yang berkiprah di League One mengumumkan pembelian saham klub yang bermarkas di Marseyside oleh Santini Group. Santini Group dimiliki oleh tiga bersaudara asal Indonesia, Lukito, Wandi, dan Paulus Wanandi.
Perusahaan yang didirikan pada tahun 1994 oleh Sofyan Wanandi itu bergerak di bidang usaha jasa, pengembangan properti, infrastruktur, peralatan otomotif, dan sumber daya alam.
"Dengan senang hati saya mengumumkan telah terjadi kata sepakat dengan Santini Group, mereka akan memiliki saham minoritas Transmere Rovers," kata Chairman Transmere Rovers, Mark Palios di situs resmi klub.
Awalnya, Santini Group akan mendanai beberapa proyek yang sedang dijalankan Transmere, di antaranya pengembangan area akademi klub serta penguatan sinyal WiFi di stadion.
Selain itu, Santini Group juga akan membantu klub yang dijuluki "Super Whites" memperluas sayapnya di pasar internasional, termasuk Asia.
Untuk itu, Super Whites telah menunjuk Simon Nainggolan. Simon Nainggolan yang adalah rekanan Wandi merupakan orang di balik terjalinnya kerjasama antara Tranmere dan Santini Group.
Masuknya Santini Group diharapkan dapat menjadikan keuangan klub yang bermarkas di stadion Prenton Park itu lebih stabil.
Dengan pembelian ini, Lukito akan duduk di jajaran dewan direksi klub.
"Investasi mereka akan membantu neraca keuangan kami sesudah menghabiskan tiga musim di kompetisi non liga, ada perkembangan dalam dana yang akan kami kelola, yang akan membantu kami mencapai kestabilan di League One," kata Presiden Tranmere, Mark Palios.
Tranmere Rovers didirikan pada 1884 dengan nama Belmont FC. Setahun kemudian namanya berubah menjadi Tranmere Rovers sampai sekarang.Â
Kini, kini klub yang bermarkas di Marseyside tersebut bermain di League One, sebuah divisi kasta ketiga kompetisi liga di Inggris.
Rovers atau The Rovs ini pernah mengalami kesulitan finansial di 1980-an, bahkan sempat bangkrut pada 1987. Kendati demikian, justru itu menandai kebangkitan Super Whites.
Mulai musim 1988/1989, The Rovs tampil tiga kali di play off promosi. Ketika itu, The Rovs naik dari divisi empat (belum ada Premier League) ke divisi tiga.
Gagal di final play off 1989/1990, Super Whites kembali ke final di musim berikutnya. Di musim itu, mereka naik ke divisi dua Premier League.
Musim terbaik The Rovs adalah pada 1992/1993, mereka finis di posisi keempat Divisi Satu Premier League, alias level di bawah Premier League, seperti kita kenal sekarang.
Tak kuasa naik ke Premier League, akhirnya mereka turun lagi ke League One.
Di akhir musim 2013/2014 The Rovs turun ke League Two, setahun kemudian turun ke National League. Bermukim tiga musim di kompetisi level lima Premier League, The Rovs balik lagi ke League Two. Dan di musim ini, mereka berada di League One setelah menang play off.
Kaos Transmere memiliki warna utama kombinasi putih dan biru. Stadion Prenton Park memiliki kapasitas penonton 16.567 orang.
Manajer yang sekarang adalah Micky Mellon. Manajer terlama adalah John King (1987-1996 dengan 488 laga).
Salah satu pemain top dari Tranmere adalah John Aldridge, mantan penyerang Liverpool. Kurun 1991-1998, Aldridge mencetak 140 gol dari 248 main.
Saat ini, Tranmere berada di posisi ke 19 dari 23 tim League One klasemen sementara. Dari lima laga, Tranmere baru mengoleksi empat poin (satu menang, satu seri, tiga kalah).
Masuknya Group Santini dari Indonesia, diharapkan prestasi Tranmere dapat lebih meningkat ke depannya.
Dana yang diperoleh dari Group Santini dimanfaatkan untuk pengembangan klub, salah satunya menguatkan area akademi.
Klub Inggris lainnya yang dimiliki orang Indonesia adalah adalah Oxford United. Erick Tohir memiliki saham klub League One tersebut, Erick Thohir juga diangkat sebagai salah satu direktur baru di Oxford United.
Pria berusia 48 tahun itu bergabung bersama bos Oxford United lainnya, Sumrith "Tiger" Thanakarnjanasuth, orang Thailand.
Sebenarnya, Erick Thohir sangat merindukan untuk bertemu serta bekerja sama dengan "Tiger", staf manajemen dan keluarga Oxford United. Namun karena kesibukannya, sangat sedikit kesempatan untuk melepas kerinduan itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H