Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mendesak, Proses Naturalisasi Otavio Dutra Masih Nyangkut di DPR

27 Agustus 2019   07:00 Diperbarui: 27 Agustus 2019   07:03 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelatih timnas Indonesia merasa senang dan bahagia pada ujicoba pertamanya melawan tim divisi 2 Persika Karawang. Dalam laga yang digelar di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Minggu (25/8/2019) itu, anak asuh Simon McMenemy menang telak 4-0.

Dalam laga tertutup tersebut, Simon McMenemy merasa puas karena anak asuhnya tampil menerapkan apa yang diinstruksikan oleh pelatih asal Skotlandia itu.

Pada laga tersebut, dua dari semua gol tercipta di babak pertama oleh Alberto Goncalves di menit ke 16, dan menit ke 45 oleh Irfan Jaya.

Dua gol tambahan di babak kedua dicetak oleh Rizky Pellu di menit ke 56 dan Otavio Dutra di menit ke 81.

Simon McMenemy memuji permainan Persika Karawang. Menurutnya, mereka pantang menyerah hingga akhir.

Laga melawan Persika Karawang ini adalah satu dari dua laga ujicoba menjelang duel dengan Malaysia dalam rangka putaran kedua Grup G kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia yang bakal digelar pada Kamis (5/9/2019) di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.

Satu tim lagi yang dipilih untuk ujicoba adalah mantan tim yang pernah dilatih Simon McMenemy yaitu Bhayangkara FC. Laga ini digelar pada Kamis (29/8/2019) di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Setelah itu, para pemain timnas akan balik ke Jakarta untuk mematangkan persiapan.

Dalam pesannya, Simon meminta anak asuhnya tidak melakukan kesalahan seperti yang sudah diterapkan saat melawan Persika Karawang, clean sheet harus dipertahankan ketika dengan Bhayangkara FC. Simon mengakui laga melawan Bhayangkara tentu lebih sulit. "Karena mereka main di Liga 1," ujarnya.

Jalur terjal sudah menanti timnas Indonesia, lawan-lawan yang akan dihadapi Indonesia di Grup G, selain Malaysia, juga Thailand, Vietnam, dan Uni Emirat Arab.

Setelah menghadapi Malaysia, Indonesia akan nenjamu Thailand, Selasa (10/9/2019). Bagaimanapun, Indonesia harus mencuri poin di dua laga ini.

Setelahnya, Indonesia akan melawat ke Uni Emirat Arab (10/10), Vietnam (15/10), dan Malaysia (19/11).

Dari Kuala Lumpur, Malaysia, jelang bentrok dengan Indonesia, pelatih timnas Malaysia angkat bicara soal susunan punggawa Indonesia yang dipanggil pelatnas.

Pelatih Tan Cheng Hoe menilai komposisi punggawa Indonesia saat ini lebih baik ketimbang yang terjun di Piala AFF 2018.

Ada 6 pemain naturalisasi dari 24 pemain yang dipanggil ke pelatnas. Mereka adalah Osas Saha, Greg Nwokolo, Victor Igbonefo, Otavio Dutra, Stefano Lilipaly, dan Alberto Goncalves.

Tan Cheng Hoe mewaspadai punggawa asuhan Simon yang memanggil cukup banyak pemain naturalisasi. 

Tapi Tan tidak mau terjebak dengan hal tersebut.

"Jangan kelewat memikirkan kekuatan lawan, fokus saya sekarang mempersiapkan tim sebaik mungkin, setiap tim tentu ingin menampilkan permainan terbaik di laga kualifikasi ini," katanya.

Meski demikian, Tan menyatakan harus lebih waspada dengan komposisi pemain Indonesia sekarang, yang dinilainya lebih baik ketimbang pemain yang turun di Piala AFF 2018 lalu.

Malaysia pun sami mawon dalam soal naturalisasi. Pelatih Tan pun memanggil empat punggawa naturalisasi dari total 27 yang dipanggil untuk berlaga di kualifikasi Piala Dunia 2022. Keempat mereka adalah Corbin Ong, Matthew Davis, Brendan Gan, dan Mohamadou Sumareh.

Sesuai regulasi soal maksimal pemain yang dibawa, yaitu 23, Simon harus menghapus satu pemain dan Tan empat.

Di antara punggawa yang dipanggil Simon, masih ada masalah soal pengesahan status WNI (Warga Negara Indonesia).

Pemain asal Brasil, Otavio Dutra memohon semua pihak agar Presiden Jokowi segera memproses pengesahan statusnya sebagai WNI.

Sebelumnya, rekomendasi sudah diusulkan Komisi X DPR RI agar pemain Persebaya itu dinaturalisasi pada 25 Juli 2019, namun hingga kini belum rampung sepenuhnya.

Otavio Dutra sangat diperlukan Simon khususnya untuk memperkuat tim melawan Malaysia dan Thailand. Bahkan pemain berusia 36 tahun ini sudah dua kali dipanggil Simon.

Oleh Komisi X DPR RI dan Kemenpora Dutra diharuskan menjalani salah satu syarat supaya WNI yaitu membaca Pancasila dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Dutra mengatakan prosesnya menjadi WNI masih nyangkut di Komisi III DPR RI. Sampai saat ini, Dutra masih menunggu surat dari Komisi III DPR RI. "Setelah itu tinggal ditandantangani oleh Presiden," ungkapnya.

Dutra mengharapkan siapapun dapat membantu mempercepat ia memperoleh KTP dan paspor Indonesia. "Agar sah main di kualifikasi Piala Dunia 2020," ujarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun