Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Mampukah The Minions Menyamai Legenda Hendra Setiawan?

21 Agustus 2019   06:00 Diperbarui: 21 Agustus 2019   09:28 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hendra Setiawan/Muhammad Ahsan (sport.detik.com)

Tiga turnamen penting bagi seorang pebulutangkis yang punya gengsi paling tinggi, adalah juara All England, Olimpiade, dan Kejuaraan Dunia.

Pelatih ganda putra pelatnas, Herry Iman Pierngadi menyebutkan Hendra Setiawan sebagai legenda Indonesia dan dunia di nomor ganda putra.

Bersama Markis Kido, Hendra mengantongi medali emas Olimpiade 2008 Beijing.

Bersama Muhammad Ahsan, Hendra juara dunia tahun 2013 dan 2015.

Bersama Markis Kido, juara dunia tahun 2007.

Bersama Muhammad Ahsan, juara All England tahun 2014 dan 2019.

Herry ingin prestasi Hendra yang pada 25 Agustus 2019 itu berusia 35 tahun, diikuti oleh ganda Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon.

Kalaupun tidak menyamai, mendekati. Dengan menjadi juara dunia yang tengah digelar di Basel, Swiss (19-25 Agustus 2019).

The Minions yang sudah malang melintang dan menjuarai berbagai turnamen, termasuk di antaranya juara All England tahun 2017 dan 2018. Supaya lengkap sebagai predikat nomor satu dunia, The Minions harus juga juara di Basel, dan tentunya di Olimpiade Tokyo tahun depan.

Kejuaraan dunia kalender BWF 2019 sekarang ini adalah untuk ketiga kalinya Kevin/Marcus ikuti, pada dua edisi sebelumnya mereka gagal. 2017 dan 2018.

Gelar juara dunia menjadi impian semua pebulutangkis. Ambisi mereka untuk juara bisa menjadi beban ketika bermain di lapangan karena emosi yang tidak terkontrol.

Marcus Fernaldi Gideon sendiri menyatakan, "Saat emosi tidak terkontrol, biasanya akan berpengaruh pada penampilan. Ingin buru-buru menang, malah membuat kesalahan," ujarnya.

Setelah mengontrol ambisi, upaya untuk menghentikan ganda Cina yang menguasai ganda putra dua tahun terakhir harus dimaksimalkan. Untuk itu, Marcus sering menambah sendiri program latihan diluar yang sudah diterapkan.

Herry Iman Pierngadi menyesalkan drawing ganda putra di Basel, karena ketiga ganda Indonesia berada di paruh atas. Kevin/Marcus berkumpul dengan Hendra/Ahsan dan Fajar/Rian. Cuma Berry Anggriawan/Hardianto yang berada di paruh bawah.

Dengan drawing sedemikian, Kevin/Marcus berpotensi bertemu Fajar/Rian di delapan besar, lalu bertemu Hendra/Ahsan di empat besar. Sulit untuk terciptanya All Indonesian Final.

Hendra/Ahsan yang berada di posisi dua dunia sedang on fire tahun ini. Pasangan yang dijuluki "The Daddies" mencatat enam final dari 11 ajang.

Hendra memenuhi syarat disebut legenda oleh Herry Iman Pierngadi. Hendra memiliki legenda-legenda seniornya seperti Rexy Mainaky, Ricky Soebagdja, Tony Gunawan, dan Candra Wijaya.

The Minions yang diandalkan meneruskan kejayaan ganda putra Merah Putih, diandalkan menyelamatkan gengsi Indonesia di tengah ketatnya persaingan di nomor-nomor lain.

Jonatan Christie yang berperingkat empat dunia dan Anthony Sinisuka Ginting yang berperingkat delapan dunia pernah menundukkan jagoan-jagoan layaknya Lin Dan, Chen Long, dan Kento Momota.

Mampukah kini, Jojo dan Ginting mengulang kemenangan tersebut di Basel?

Jalur menuju juara dunia lebih berat ketimbang ajang-ajang lain. Jojo dan Ginting atau pebulutangkis lainnya harus memenangi enam laga sebelum juara.

Tunggal putra Indonesia harus melewati dulu Momota atau Lin Dan yang bareng kumpul di drawing paruh atas.

Seperti diketahui, Lin Dan lebih satu kali juara di Olimpiade, All England dan Kejuaraan Dunia. Momota juara dunia tahun lalu.

Ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu harus sorangan wae dikepung jagoan-jagoan dari Jepang, Cina dan Korea Selatan.

Ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Hafiz Faisal/Gloria Emanuelle Widjaja yang dicanangkan lolos ke Olimpiade 2020, mampukah mengulang kemenangan yang pernah dialami lawan Wang Yulyu/Huang Dongping atau Zheng Siwei/Huang Yaqiong?

Tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung dan Fitriyani diharapkan memberikan perlawanan sengit melawan para pemain unggulan.

Melihat hal di atas, tak berlebihan, jika Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PBSI, Susy Susanti hanya menargetkan satu gelar juara di sana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun