Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Bermain Sabar dan Tidak Gugup, Garuda Meraih Pelipur Lara

20 Agustus 2019   07:00 Diperbarui: 20 Agustus 2019   11:29 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Garuda U-18 meraih pelipur lara (bola.kompas.com)

Garuda U-18 bertemu kedua kalinya dengan Myanmar U-18 di Piala AFF U-18 2019.

Bila di pertemuan pertama, di laga terakhir (ke 5) Grup A, Indonesia bermain imbang 1-1. Sebagai juara Grup A, Indonesia berhadapan dengan runner-up Grup B di semifinal, secara dramatis Indonesia menelan pil pahit 3-4. 

Sedangkan sebagai runner-up Grup A, Myanmar berhadapan dengan Australia sebagai juara Grup B, Myanmar juga kalah 1-2 dari Australia.

Alhasil, sebagai sesama tim yang kalah, Indonesia dan Myanmar saling memperebutkan pelipur lara, juara ketiga.

Kendati kurang gengsi dengan final, pelatih Fakhri Husaini tetap memasang punggawa terbaik dengan menempatkan Bagus Kahfi di depan, David Maulana di tengah, dan Bagas Kaffa di belakang.

Fakhri Husaini ingin menutup ajang ini dengan kenang kemenangan, ada risiko jika menurunkan pemain pelapis.

Myanmar juga ingin merebut posisi tiga, mereka memasang Moe Swe dan Hien Htet Aung sebagai andalan untuk membongkar pertahanan Garuda.

Jika sebelum bentrok pada Senin (19/8/2019) di Thong Nhat Stadium, Ho Chi Minh City, Vietnam ini. Dari delapan laga, Indonesia masih kalah. Indonesia menang tiga kali, Myanmar empat kali, dan seri satu kali.

Head to head berubah lagi jadi sama. Dari sembilan laga, Indonesia menang 4 kali, Myanmar menang empat kali, dan seri satu kali.

Hal di atas dikarenakan, pada akhirnya Garuda U-18 menelan Myanmar U-18 dengan skor 5-0. Dengan demikian, Garuda meraih gelar juara ketiga.

Baik Garuda maupun Myanmar menunjukkan permainan menyerang sejak kick off, upaya Myanmar melakukan tekanan lebih dulu dapat diredam barisan pertahanan Garuda.

Sebaliknya, Garuda melakukan serangan yang dilakukan antara lain oleh M. Fajar Fathur Rachman, Mochamad Supriadi, dan Sutan Zico, tapi masih bisa ditahan pemain belakang Myanmar.

Perlawanan dilakukan Myanmar dari sayap kiri, serta umpan-umpan silang ke dalam kotak penalti untuk mengancam gawang Garuda.

Dari serangan lawan, Garuda melakukan serangan balik. Beckham Putra Nugraha akhirnya membobol gawang Myanmar yang dikawal Nay Lin Htet. 1-0 Garuda unggul di menit ke 37.

Dengan permainan yang sabar dan tidak emosi seusai gagal ke final, Indonesia semakin bersemangat setelah menciptakan gol pertama. Satu menit setelah gol pertama itu, Supriadi menjadikan skor 2-0. Supriadi menceploskan si kulit bundar dari jarak dekat.

Myanmar mencoba lebih menekan Indonesia setelah gol kedua itu, akan tetapi Indonesia juga tidak mengendorkan serangannya.

Di menit ke 41, Supriadi mencetak gol lagi. Bola disontek Supriadi setelah bola dikirimkan Amiruddin Bagas Kaffa. 3-0 Garuda unggul.

Diprediksi skor masih 3-0 sampai akhir babak pertama, justru di masa injury time Garuda menambah dua gol lagi.

Sepakan keras Beckham tak mampu diantisipasi kiper Nay Lin Htet di menit 40+1. 4-0 Garuda unggul. Di menit ke 40+5 lagi Garuda menciptakan gol kelimanya. Gol ini diciptakan Supriadi. 

Balik dari kamar ganti, Myanmar yang ketinggalan 0-5 mencoba agresif menekan Garuda, namun masih dapat diredam Bagas Kaffa dkk.

Fajar Fathur Rachman sepakannya di dalam kotak penalti masih membentur tiang gawang.

Sepakan keras David Maulana masih bisa ditepis Nay Lin Htet.

Di babak kedua ini, terlihat Myanmar lebih menguasai bola. Namun jual beli serangan dan serangan yang Myanmar bangun masih mudah diantisipasi para pemain Fakhri Husaini.

Di babak kedua, sepertinya Indonesia kurang bernafsu lagi untuk menambah keunggulan. Hingga wasit meniup peluit panjang tanda laga berakhir, skor 5-0 tetap bertahan untuk Garuda U-18.

Dengan 5-0 kemenangan atas Myanmar, yang masing-masing diciptakan dua gol oleh Beckham Putra Nugraha dan hattrick oleh Mochamad Supriadi tersebut, Indonesia sudah menunjukkan permainan terbaiknya, dan menjadi juara ketiga.

Sementara itu dalam laga final setelah laga Indonesia melawan Myanmar, Australia menundukkan Malaysia 1-0 di Thong Nhat Stadium.

Gol Australia diciptakan di menit ke 79 oleh pemain Adelaide United, Lachlan Brook.

Australia dan Malaysia sebelumnya sempat bertemu di fase Grup B, Malaysia menang 3-0. Laga sendiri berjalan alot. Ini dikarenakan Malaysia ingin mempertahankan gelar yang diraih tahun lalu, sementara Australia ingin menang untuk membukukan rekor lima kali juara.

Alhasil, dengan demikian Australia keluar sebagai juara Piala AFF U-18 tahun 2019. Australia kini menyamai rekor Thailand sebagai pemegang gelar terbanyak, yaitu lima kali juara Piala AFF U-18.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun