Sementara itu, semakin kuat daya beli masyarakat dan seiring perkembangan teknologi, dapat dipahami mereka menjadi kurang gerak. Pindah channel TV, tinggal pencet remote sembari duduk, di mall sekarang sudah ada lift dan eskalator, bepergian dalam jarak dekat pun naik mobil, mesin cuci, dsb.
BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan mengklaim pengeluaran kas BPJS untuk penyakit katastropik pada tahun 2018 adalah Rp 20,4 triliun, atau 21,7 persen dari seluruh pembiayaan kesehatan. Melihat data tersebut, jelas katastropik sangat membebani BPJS Kesehatan.
Kepala Balitbangkes Siswanto mengatakan kasus PTM (Penyakit Tidak Menular) terbanyak di Indonesia adalah stroke, jantung, dan diabetes melitus.
Menurut Siswanto pencegahan katastropik dapat dilakukan dengan Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat), rajin gerak, diet sehat, menghindari asap rokok, cek rutin kesehatan, dan cukup istirahat.
Penyakit katastropik yang meliputi stroke, kanker, gagal ginjal, dan jantung. Merekalah yang membuat merana, karena menyebabkan kas BPJS defisit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H