Jakarta yang dikenal macet dan kerap terdengar cerita perihal stres yang menghinggapi para pengemudi di ibukota yang serba sibuk ini, tenyata upaya gubernurnya untuk menguras kemacetan cukup berprestasi.
Pasalnya, hasil survei TomTom Traffic Index mengatakan tingkat kemacetan Jakarta turun 8 persen pada tahun 2018. TomTom mengatakan Jakarta berada di peringkat ketujuh kota paling macet sedunia. Peringkat ketujuh ini berarti telah terjadi perbaikan, yang mana sebelumnya berada di peringkat keempat tahun lalu.
Adapun tingkat kemacetan Jakarta adalah sebesar 53 persen. Pada tahun 2018, tercatat hari paling macet adalah tanggal 15 Pebruari, sedangkan hari paling tidak macet adalah tanggal 18 Juni. Kemacetan pagi hari saat orang-orang akan bekerja adalah 63 persen, sedangkan kemacetan di malam hari adalah 88 persen.
Situs TomTom menjelaskan presentase kemacetan itu adalah lamanya perjalanan bagi kendaraan sepanjang tahun, lantas dibandingkan dengan lamanya menempuh perjalanan ketika tidak macet.
TomTom memperoleh data ini dari GPS. Berikut adalah 10 besar kota paling macet sedunia menurut TomTom Traffic Index (urutan 10 sampai urutan ke 1):
Recife (Brasil) 49%, Mexico City (Meksiko) 52%, Bangkok (Thailand) 53%, Jakarta (Indonesia) 53%, Istambul (Turki) 53%, Moskow (Rusia) 56%, New Delhi (India) 58%, Lima (Peru) 58%, Bogota (Kolumbia) 63%, dan Mumbai (India) 65%.
Sebagai contoh, tingkat kemacetan 63% adalah tambahan waktu tempuh perjalanan di kota Bogota (Kolombia) adalah 63% dari rerata waktu tempuh perjalanan ketika tidak macet.
Jakarta, Indonesia berada di peringkat ketujuh kota paling macet sedunia dengan tingkat kemacetan 53%, India memiliki dua kota sepuluh besar yaitu New Delhi (58%) dan Mumbai, kota juara termacet sedunia dengan tingkat kemacetan 65%.
Pemprov DKI sendiri bangga karena berhasil menurunkan peringkat dari keempat menjadi ketujuh termacet sedunia. Penurunan tingkat kemacetan Jakarta merupakan yang terbesar di seluruh kota termacet dunia.
Plt Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wiratmoko menyebutkan prestasi itu adalah hasil kebijakan peraturan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Sigit merilis delapan kebijakan Gubernur Anies Baswedan:Â