Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Lesatan Karier Platini Terancam Berakhir di Kegelapan

20 Juni 2019   07:00 Diperbarui: 20 Juni 2019   11:30 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah siapa yang mula-mula meretaskan kata-kata bijak, roda kehidupan terus berputar.

Kini "Sang Raja" julukan bagi pesepakbola legendaris dunia dan Perancis Michel Platini terancam berakhir di kegelapan.

Khabar teranyar, sang legenda ditangkap pada Selasa (18/6/2019) di Nanterre, sebuah wilayah di bagian barat Perancis. Lantas sang raja ditahan di Kantor Anti Korupsi Kepolisian. Pria berusia 63 tahun ini menjadi tersangka dugaan suap penunjukan Qatar sebagai tuan rumah penyelenggara Piala Dunia 2022.

Pada tahun 2010 lalu Qatar ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 mengalahkan kandidat lain yang mencalonkan diri yaitu Amerika Serikat. Juga Korea Selatan, Australia, dan Jepang.

Usai penangkapan mantan gelandang timnas Perancis, polisi akan memulai penyelidikan dengan menanyakan soal pertemuan Platini 10 hari menjelang pengumuman siapa yang menjadi penyelenggara Piala Dunia 2022. Pada waktu itu, Platini bertemu dengan Pangeran Qatar Tamim bin Hamad Al-Thani (sekarang Emir Qatar) dan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy. Pertemuan rahasia itu diadakan di Istana Elyse, Paris, 23 Nopember 2010.

Bersama Platini, Perancis menjuarai Piala Eropa 1984, dan menjadi juara ketiga Piala Dunia 1986. Ia juga menjadi top skorer kedua sepanjang masa di negeri menara Eiffel itu. Dia tercatat membukukan 41 gol.

Sementara di level klub, pada kurun 1984 hingga 1986, Juventus bersama Platini merenggut rentetan gelar, di antaranya dua kali scudetto, Piala Super Eropa, dan Liga Champions (dulu namanya masih Liga Eropa).

Tidak heran, karena kepiawaiannya itu ia memperoleh Ballon d'Or tiga tahun berturut-turut yaitu pada 1983, 1984, dan 1985.

Inilah cikal bakal, ia dijuluki Sang Raja atau Le Roi.

Usai gantung sepatu sebagai pemain, ia langsung menjabat sebagai Komite Pengembangan Teknis UEFA kurun 1998-1990.

Karier Platini melesat setelah sebelumnya ia menjadi Exco UEFA dan Exco FIFA sejak 2002. Ia lantas menjadi Wakil Presiden Sepakbola Perancis (FFF) berbarengan sebagai Ketua Komite Teknis dan Pengembangan FIFA.

Setelah menggantikan Lennart Johansson yang telah menjabat selama hampir 17 tahun sebagai Presiden UEFA, Platini kini yang berkuasa sebagai pimpinan tertinggi sepakbola Eropa dari 2007 sampai 2015.

Pada tahun 2015 Sang Raja mencalonkan diri untuk menjadi Presiden FIFA guna mengisi jabatan Sepp Blatter yang mengundurkan diri karena terlibat kasus korupsi. Tapi niat mencalonkan diri menjadi urung karena namanya santer terseret kasus suap pencalonan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.

Sang Raja pun lantas mendapat sanksi tidak boleh ikut campur dalam dunia olahraga sampai 2023. Kini statusnya ditingkatkan menjadi tersangka. Jika terbukti bersalah, maka hidupnya akan berada di kegelapan. Mendekam di balik jeruji besi.

Sang Raja yang kariernya terus melesat, baik sebagai pemain maupun petinggi pimpinan sepakbola turun ke dalam kegelapan.

Selain penunjukan Qatar, polisi juga mencurigai dan akan menanyakan Platini terkait penunjukan Perancis sebagai tuan rumah Piala Eropa 2016. 

Dan yang aneh, Qatar menjadi kontoversi, mengingat negara itu memiliki cuaca yang sangat panas. Dimana penyelenggaraan dijadwalkan pada Nopember - Desember 2022. Qatar pun dibenci tetangga-tetangganya di Teluk Arab karena dinilai mendukung terorisme.

Udara Qatar yang di atas 40 derajat Celcius dinilai membahayakan para pemain dan mereka yang akan berkunjung ke sana. Pertimbangan-pertimbangan di atas lantas memunculkan wacana agar mandat Qatar dicabut sebagai penyelenggara. Mereka ingin memindahkan ke negara lain.

Kalau benar FIFA menuruti kemauan mereka, negara mana saja yang layak? Beberapa pengamat menyebutkan negara-negara itu adalah Inggris, Amerika Serikat, Spanyol, Argentina, dan Belanda dengan alasan-alasan tertentu.

Apa jadinya, bersediakah FIFA mencabut mandat Qatar sebagai penyelenggara tuan rumah Piala Dunia 2022?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun