Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Habil Marati Si "Koboi Mbalelo"

13 Juni 2019   06:00 Diperbarui: 13 Juni 2019   09:50 1484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Selasa (11/6/2019), Wiranto menyebutkan tokoh PPP Habil Marati memberikan sejumlah uang kepada Kivlan Zen. Duit yang diserahkan kepada Kivlan Zen untuk digunakan sebagai biaya pembunuhan beberapa tokoh nasional dan seorang pimpinan sebuah Lembaga Survei.

Uang yang berbentuk 15 dollar Singapura lalu ditukarkan di Money Changer senilai Rp 150 juta digunakan untuk membeli senpi laras pendek dan laras panjang.

Salah seorang dari tujuh tersangka yang bersekongkol untuk melakukan pembunuhan itu, mengakui kalau dia diberikan uang Rp 55 juta dari Kivlan Zen melalui H Kurniawan.

Tersangka lainnya, Irfansyah mengaku bertemu Mayjend Purn Kivlan Zen di halaman mesjid Pondok Indah, Jaksel.

Dari situ, Kivlan Zen lantas memerintahkan untuk membunuh pimpinan LSI Charta Politika, Yunarto Wijaya.

Lalu siapakah Habil Marati?

Menurut Sekjen PPP Arsul Sani, Habil Marati pernah menjadi bendahara DPP PPP ketika partai berlambang Ka'bah itu dipegang Suryadharma Ali sebagai Ketua Umumnya.

Tapi pada saat ada konflik internal di PPP, PPP terbagi menjadi dua kubu. Kubu Djan Faridz dan kubu Rommy. Habil Marati tercatat sebagai Wakil Ketua Umum di kubu Djan Faridz.

"Habil Marati hingga sekarang masih sebagai kader PPP," jelas Arsul, Rabu (12/6/2019) di Gedung DPR Jakarta.

Mengapa tokoh PPP Habil Marati justru berpihak kepada Prabowo?. Pasalnya partai berlambang Ka'bah itu pada Pilpres 2019 berada dalam koalisi Jokowi-Ma'ruf. Lalu bagaimana hal tersebut bisa terjadi, mengapa Habil Marati yang juga seorang pengusaha itu berpandangan ke Prabowo-Sandi?

"Masih ada teman-teman di partai yang masih mendukung Prabowo," jelas Arsul. 

Seperti diketahui, pada Pilpres 2014 lalu, PPP mendukung pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto/Hatta Rajasa. Tapi pada 2019, Ka'bah mendukung Jokowi-Ma'ruf.

Lebih lanjut Arsul mengatakan partainya akan memberikan bantuan hukum kepada kadernya asalkan dirinya tidak terlibat dalam kasus-kasus seperti terorisme, narkotika, dan korupsi. Bantuan hukum kepada Habil Marati akan diputuskan setelah mengikuti perkembangan penyelidikan selanjutnya.

Habil Marati memang ditangkap pada Rabu (29/5) di rumahnya di Jaksel karena ia diduga memberikan uang kepada Kivlan Zen untuk membeli senpi untuk membunuh empat tokoh nasional dan satu bos LSI.

Habil Marati dikenal sebagai sosok yang mbalelo. Pria kelahiran Raha, Muna, Sulteng ini termasuk tokoh politikus muda. Pada periode 1999-2004, ada sejumlah tokoh politikus muda yang dikenal sebagai "Koboi Senayan". Disebut demikian, karena tokoh-tokoh muda yang terdiri antara lain Alvin Lie dan Ade Komarudin sering menggoyang Presiden Abdurrahman Wahid melalui Bruneigate dan Buloggate.

Akan tetapi, Habil Marati, berbeda tingkah dengan "Koboi Senayan". Habil justru lebih sering menyambangi Presiden Abdurahman Wahid di istana.

Pada saat mayoritas anggota DPR akan membentuk pansus yang bakal menyelidiki aliran dana ke Gus Dur. Habil justru tidak berbuat demikian. Habil memang menjadi anggota pansus yang dipimpin politisi senior partai berlambang Ka'bah Bachtiar Chamsyah. Habil justru sering bertentangan atau mbalelo dengan partainya.

Sejumlah kader PPP lantas gerah dengan sikap Habil. Pada Oktober 2000, PPP akhirnya mengeluarkan Habil dari pansus. PPP juga menskor dan diancam dipecat sebagai kader PPP. 

"Koboi Mbalelo" yang dilahirkan pada 7 Nopember 1962 ini menceritakan, pada 1980-an, dirinya mengambil kuliah di FEUI sembari menjadi kuli panggul, bahkan pernah bekerja sebagai tukang cuci piring di sebuah restoran. Ia juga pernah ngamen di Malioboro, Yogyakarta.

Terangnya mulai bersinar ketika ia bekerja di perusahaan HPH di Kalimantan.

Ia pernah belajar reaktor kimia di Jerman, sesampai dia memiliki beberapa perusahaan yang bergerak di bidang kimia.

Ia pernah kecipratan rejeki Rp 250 juta dari Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia.

Pada saat ia ke kubu Djan Faridz di PPP, ia tidak mengikuti keputusan Djan Faridz yang mendukung Ahok-Djarot sebagai cagub/cawagub DKI, tapi ia justru mendukung AHY-Sylvia Murni.

Karena sikapnya yang mbalelo, maka ia dijuluki orang-orang dengan "Koboi Mbalelo".

Nama Habil Marati sempat muncul ke publik ketika menjabat sebagai Manajer Timnas Indonesia, dia pun pernah dipecat PSSI pada 2012. Sebelum itu, ia tercatat pernah mencalonkan diri menjadi Ketua Umum PSSI. Setelah dipecat PSSI, ia membeli saham Persibo Bojonegoro pada Februari 2013 senilai Rp 10 miliar.

Setelah dipecat PSSI, nama Habil Marati mulai hilang dari permukaan.

Lantas pada akhir-akhir bulan puasa lalu, nama "HM" sempat muncul di media massa sebagai penyandang dana guna membunuh empat tokoh nasional dan satu bos LSI.

Seperti diketahui keempat tokoh nasional yang diancam dibunuh itu adalah Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere, Kepala Bidang Intelijen Negara Budi Gunawan, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, dan Menko Polhukam Wiranto. Sedangkan bos LSI Charta Politika adalah Yunarto Wijaya.

Pada Selasa (11/6/2019) "HM" muncul ke permukaan menjadi Habil Marati di Media Center Kemenko Polhukam, Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun