Jokowi ingin menambah teman-teman satu koalisi di parlemen sampai 80 persen, jadi wajarlah jika PAN dan Demokrat gabung dengan mereka. Jadi, kita hormati," kata anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra Andre Rosiade, di hari kedua Idul Fitri 1440 Hijriyah, Kamis (6/6/2019).
"Kami mendengar kabar, PakUcapan Rosiade 'jadi, kami hormati' di atas itu merujuk kepada informasi yang diperoleh kalau Pak Jokowi juga ingin mengajak Partai Gerindra gabung dengan Kabinet Indonesia Kerja (KIK). Andre mengatakan alasan bahwa Jokowi ingin menambah teman koalisi di parlemen.
Andre tak ambil pusing jika parpol koalisi di Pilpres 2019 ingin gabung dengan KIK, sebab menurutnya itu kan hak setiap partai. Gerindra tidak akan mencampuri.
PAN dan PD memang akhir-akhir ini santer akan gabung dengan koalisi Jokowi. Sinyal PAN hengkang dari Koalisi Adil Makmur mulai berhembus, ketika Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengadakan pembicaraan dengan Pak Jokowi di Istana Negara dalam momen pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur.
 Agus Harimurti Yudhoyono dari PD juga sudah dua kali bertemu dan melakukan perbincangan dengan Pak Jokowi di Istana.
"Mas AHY akan diangkat menjadi menteri," ujar Andre.
Setelah kedua parpol yang berkhianat itu, Andre juga mengklaim bahwa Jokowi juga mengajak Gerindra untuk memperkuat koalisi Jokowi. Bahkan Jokowi bakal menawarkan kursi menteri di pemerintahan.
Lalu bagaimana tanggapan Gerindra sendiri perihal ajakan tersebut?
Andre enggan berbicara lebih banyak, ia hanya mengatakan bahwa partainya akan fokus dulu kepada hasil gugatan Pilpres yang dilayangkan Ketua Umum Prabowo Subianto.
Kabar PAN dan PD segera bergabung dengan Jokowi tersebut ditegaskan oleh Tenaga Ahli Kedeputian IV KSP Ali Mochtar Ngabalin pada hari pertama Lebaran, Rabu (5/6/2019) di Jakarta.
Ngabalin mengatakan penambahan koalisi itu usai menanggapi anjang sana silaturahmi antara Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Pak Jokowi dan Megawati Soekarnoputri.
"Semakin banyak koalisi, pemerintah punya banyak kawan. Selain Demokrat dan PAN, mungkin juga yang lain," ujarnya.
Selain Andre Rosiade, tawaran Jokowi itu juga ditanggapi kader Gerindra lainnya, Sodik Mudjahid, Ketua DPP Partai Gerindra.
Entah setuju atau tidak dengan tawaran tersebut, Sodik Mudjahid mengatakan bahwa Pak Jokowi juga membutuhkan Partai Oposisi. Oposisi ini diperlukan sebagai kritik kepada kebijakan pemerintah yang dinilai menyimpang atau tidak menguntungkan rakyat.
"Dalam hal ini Gerindra berperan check and balance, agar segala sesuatu dapat berjalan seimbang dan efektif. Pembangunan, demokrasi, penegakan hukum, keadilan, dan lain-lain," imbuhnya.
Ngabalin sendiri sebenarnya tidak tahu persis kalau Gerindra ditawari kursi menteri oleh Pak Jokowi. Tapi Ngabalin mengaku mengenal Andre Rosiade yang mengklaim bahwa Gerindra ditawari kursi menteri.
"Pak Jokowi tidak semudah itu memberikan kursi menteri kepada pihak yang dia (Jokowi) sendiri merasa kuatir," ujar Ngabalin.
Tentu jika memang ada tawaran dari Jokowi untuk bersatu, setelah menjadi lawan politiknya di Pemilu 2019. Hal ini dimaksudkan agar suasana menjadi adem lagi. Tidak ada pihak yang merasa disakiti.
Toh, semua pihak juga ingin ikut membangun bangsa ini. Pak Jokowi ingin bersikap adil, dalam politiknya, agar bukan hanya partai koalisinya saja yang ikut membangun bangsa. Barangkali Pak Jokowi dapat mengambil sikap bijaksana. 70 persen dari koalisinya membangun bangsa, dan sisanya diberikan kepada lawan politiknya.
Kita tahu, usai hitung resmi KPU 21 Mei 2019 lalu, ada pihak yang tidak puas dengan apa yang terjadi. Dan sebagai manusia, mereka kecewa dan sakit hati. Sehingga timbul istilah people power, rusuh 22 Mei, percobaan pembunuhan tokoh-tokoh negeri, hujatan, ujaran kebencian, dan sebagainya.
Mengajak parpol lawan politik untuk turut membangun bangsa merupakan langkah yang tepat untuk mengademkan kembali situasi negeri ini, supaya bersatu lagi.
Pak Jokowi pun jadinya dapat lebih tenang dan mantap "memerintah" dan menjalankan pembangunan dan keadilan untuk seluruh bangsa dan negara Indonesia.
Menuju masyarakat yang adil, makmur, tenteram, damai.
Selamat bekerja Pak Jokowi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H