Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Seloroh Permadi: Makar Itu Makan Ayam Bakar

28 Mei 2019   06:00 Diperbarui: 28 Mei 2019   06:16 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politikus Partai Gerindra, Permadi kembali memenuhi panggilan untuk kedua kalinya. Pada Senin (27/5/2019) siang WIB, Permadi tiba di Gedung Direktorat Reskrimsus Polda Metro Jaya. 

Dengan berjalan terpincang-pincang, nampak Permadi dipapah oleh pengacaranya memasuki ruang penyidik.

Pada Senin (20/5/2019) sebelumnya, Permadi memenuhi panggilan pertamanya sebagai saksi atas terduga makar yang dilakukan Eggi Sudjana.

Dalam keterangannya saat itu, Permadi memang mengenal Eggi tapi jarang bertemu, belum tentu setahun sekali melihat langsung.

Permadi mengaku tidak tahu persis mengenai people power Eggi, karena saat Eggi membacakan seruannya, Permadi tidak sedang berada di tempat yang sama.

"Bagaimana saya bisa tahu, dia kan orasi di Kertanegara, saya tidak ada disitu," kata Permadi.

Permadi menyebutkan bahwa pemikiran Eggi dan dirinya tidaklah sama. "Terus terang antara saya dan Eggi ada perbedaan pendapat," katanya. Kalau Eggi seorang Muslim, saya seorang Sukarnois, nasionalis.

Seperti diketahui, Eggi Sudjana memang sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus makar karena orasinya di depan rumah kediaman Prabowo Subianto di Jalan Kartanegara, Jakarta Selatan, pada 17 April 2019.

Kali kedua, Permadi memenuhi panggilan Reskrimum Polda Metro Jaya pada Senin (27/5/2019). Permadi dipanggil sehubungan ucapan "revolusi" saat ia berceramah di Gedung DPR beberapa waktu lalu. Oleh beberapa kalangan kata "revolusi" Permadi identik dengan ajakan makar.

Namun, Permadi berkelakar bahwa makar itu adalah makan ayam bakar. Hehehe....

Permadi menjelaskan, Soekarno pada jamannya pernah menolak bantuan asing. Inilah, menurutnya apa yang disebut dengan revolusi asing. Soekarno masa itu menolak bantuan dari Amerika dengan mengatakan go to hell. "Pak Jokowi itu kan meniru Soekarno," kata Permadi.

Adapun Soekarno memang hidupnya melewati langsung masa penjajahan Belanda. Inilah yang Permadi katakan bahwa Bung Karno kerap menyerukan revolusi, revolusi mental. Artinya, mental bangsa Indonesia harus dirubah dari mental bangsa terjajah menjadi bangsa yang berdikari.

Permadi juga mengatakan tidak apa-apa revolusi. "Pada masa Soekarno semua diajak revolusi. Ini resmi kebijakan Soekarno. Revolusi belum selesai," ujarnya.

Itulah penjelasan Permadi yang dituding bahwa revolusi yang diucapkan sebagai bentuk makar. Menurutnya, dia hanya meneruskan apa yang diamanahkan 'pemimpin besar revolusi' Bung Karno.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun