Semua pihak dihimbau untuk menciptakan kedamaian, selesaikan sengketa yang ada lewat jalur hukum.
Sementara itu, cawapres Sandiaga Uno meminta massanya jangan melebih-lebihkan apa yang dijamin undang-undang tentang kebebasan berpendapat dan berkumpul. "Semua harus berada di koridor hukum," ujarnya di GOR Bulungan, Jakarta Selatan, Sabtu (18/5/2019).
Sandiaga yakin aksi sekitar 22 Mei akan berpikir dewasa, sehingga demo itu akan berjalan tertib.
Siti Hediati Haryadi, atau akrab disapa Titiek Soeharto menurut rencana akan menerjunkan massa yang besar dengan turun ke jalan pada sekitar tanggal 20, 21, atau 22 Mei 2019. Menurut mantan istri Prabowo Subianto ini, pihaknya tidak akan melaporkan kecurangan kepada Mahkamah Konstitusi. Putri dari mantan Presiden Soeharto ini memiliki pengalaman. Pada tahun 2014. Ketika melapor ke MK, belum apa-apa, MK memutuskan pihak yang lain yang menang.
Itulah alasannya, ia tidak akan ke MK, tapi akan menerjunkan massa dalam jumlah yang besar untuk memprotes kecurangan dan menuntut diskualifikasi pasangan Jokowi-Ma'ruf.
"Akan lebih banyak dari aparat keamanan," jelas Titiek tentang jumlah massa yang turun ke jalan.
Pengumuman resmi hasil pemilu pada tanggal 22 Mei 2019 memang tepat. Pemerintah sepertinya sudah memperhitungkan masak-masak.
Bagi kontestan yang kalah. Harus legowo. Jangan iri hati kepada si pemenang. Jangan membenci. Karena ini masih di bulan Ramadhan. Bulan penuh Rahmat dan ampunan. Bulan seribu berkah.
Dimana segala yang bathil, iri hati, dengki, kebencian, atau marah tidak diajarkan di agama Islam atau agama manapun.
Sementara bagi yang menang. Di sinilah saat-saat bahagia menanti. Sembari merayakan kemenangan. Sukacita dan kegembiraan pun lengkaplah sudah bercampur dengan sukacita merayakan Lebaran yang indah.
Saling bersilaturahmi, salam-salaman, dan saling bermaafan. Suci kembali, lahir lagi. Laksana bayi yang baru lahir. Fitri kembali.