Keberadaan Partai Demokrat di koalisi Prabowo sama sekali nihil menaikkan elektabilitas 02. Kehadiran Demokrat justru memeras perolehan suara Prabowo Sandi di Pemilu 2019.
Dengan nada keras, Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyouono menyatakan sebaiknya Demokrat hengkang saja dari Koalisi Prabowo. Jangan cuma Ketua Umum dan elit PD saja. Mau mundur saja seperti undur-undur, mencla mencle.
Hal tersebut dikatakan Arief kepada awak media, Jum'at (10/5/2019).
Lebih keras lagi, Arief menyerang kubu Demokrat bersikap plin plan, karena Presiden Jokowi tidak memberikan jaminan pasti. Karena Jokowi menilai klan SBY banyak korupsi. Arief menyebutkan kasus proyek Hambalang.
Seperti diketahui, tiga hari seusai Zulkifli Hasan, salah seorang petinggi Partai Amanat Nasional (PAN) berbincang dengan Jokowi, yang mana berhembus isu PAN akan bergabung dengan Koalisi Indonesia Kerja (KIK) pimpinan Joko Widodo.
Partai Demokrat pun mendapat tawaran dari Tim Kemenangan Nasional (TKN) Jokowi untuk berkoalisi pula dengan Koalisi Indonesia Kerja.Â
Ketua Dewan Kehormatan Demokrat, Amir Syamsuddin menyatakan ketika itu sangat terhormat mendapat tawaran tersebut dan akan mempertimbangkan tawaran ini pada saat yang tepat. Menunggu hitung resmi pemilu 2019 dari KPU.
Selanjutnya, Kamis (2/5/2019), AHY juga hadir di Istana Kepresidenan atas undangan Jokowi dan mereka berdua mengadakan sejumlah perbincangan.
Ketika ditanya, apa isi pembicaraan, Ketua DPP PD Jansen Sitindaon mengatakan saat itu, Demokrat akan menentukan sikap politiknya pada bulan Juni, karena Demokrat juga akan ikut dalam kontestasi pilpres 2024.
Kembali ke Arief Poyouono.
Perkataan keras Arief mendapat tanggapan dari Ketua DPP Partai berlambang Mercy, Ferdinand Hutahaean, yang mengatakan bahwa Arief tidak usah mengeluarkan celoteh seperti itu. Menurut Hutahaean Partai Gerindra tak usah sibuk mengusir Demokrat dari Koalisi Adil Makmur pimpinan Prabowo Subianto.
Ferdinand menyatakan partai berlambang Mercy tidak perlu disetir, Gerindra tidak usah berceloteh seperti itu. "Demokrat sendiri bakal menentukan sikap usai beres pilpres," kata Hutahaean, Jum'at (10/5/2019).
Menurut Hutahaean, partai berlambang Mercy pimpinan Presiden ke 6 RI Susilo Bambang Yudhoyono ini lebih paham dan tahu apa sikap politik yang akan diambil.
Jadi, dia (Arief Poyouono) jangan ngomong macam-macam. Sebaiknya dia ngomong saja membela Prabowo. "Daripada ngomong yang tak bermutu," katanya.
Benarkah Demokrat bersikap setengah hati kepada Koalisi Adil Makmur seperti ujar Arief Poyouono?
Sikap usiran Arief agar Demokrat segera hengkang, dijawab Hutahaean bahwa Demokrat tentu akan mengambil sikap politik, tapi setelah semua tahapan pemilu usai.Â
Arief menilai justru keberadaan partai Mercy menggerus perolehan suara Prabowo Sandi. "Jangan mencla mencle, bersikap setengah hati. Cepat hengkang dari Koalisi Adil Makmur," begitu kata Arief.
"Tunggu, Demokrat pasti mengambil sikap politik, sesudah pilpres," begitu tanggap Hutahaean. Politik memang seperti itu.
Kebencian Arief Poyuono ini jelas karena Partai Demokrat sudah merapat ke 01.
Tak kurang dari Cawapres 02, Sandiaga Uno sangat menyayangkan kebencian yang diungkapkan Arief agar Demokrat langsung saja hengkang dari Koalisi Adil Makmur.
Sandiaga menyebutkan sikap seperti itu tidak padan dengan bulan Ramadhan. "Ramadhan harus menciptakan suasana sejuk," kata Sandi di Gedung Pandan Sari, Cimanggis, Depok, Jawa Barat (Jum'at, 10/5/2019). Sandi mengkritisi pernyataan Arief, bahwa koalisi Prabowo masih merangkul hubungan yang baik dengan Mercy.
Menurut Sandi, "Kita masih solid dengan Syarief Hasan". Syarief Hasan adalah Wakil Ketua Umum Mercy. Sandi menambahkan, bulan Ramadhan adalah bulan silaturahmi, seharusnya memberikan kesejukan.
"Saya sangat menyayangkan," katanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H