Peneliti Bidang Pengembangan Politik Nasional Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Aisah Putri Budiarti mengatakan Partai Amanat Nasional (PAN) tidak akan rugi berkoalisi dengan Kabinet Indonesia Kerja (KIK) pimpinan Pak Jokowi.
Aisah menanggapi hal tersebut sehubungan isu yang beredar bahwa PAN hampir pasti akan menentukan arah politiknya usai hitung cepat yang memastikan kemenangan kubu Jokowi-Ma'ruf.
Wakil Ketua Umum PAN, Bara Hasibuan, menyatakan di Jakarta, Senin (29/4/2019) bahwa sekutu PAN dengan Koalisi Adil Makmur pimpinan Pak Prabowo Subianto hanya sampai batas Pilpres saja.
Kabar burung yang muncul akan hengkangnya PAN dari Adil Makmur berawal ketika Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan hadir dalam acara pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku di Istana Negara, Rabu (24/4/2019).
Waktu itu Zulkifli Hasan, yang juga Ketua MPR berbincang-bincang dengan Bapak Jokowi di ruang meja bundar Istana. Hadir pula dalam perbincangan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto.
Selang tiga hari setelah pertemuan Zulkifli Hasan dengan Jokowi, isu juga muncul Partai Demokrat mendapat tawaran dari TKN untuk mau bergabung dengan Kabinet Indonesia Kerja pimpinan Pak Jokowi.
Tawaran bak gayung bersambut, kubu Demokrat mengatakan menunggu waktu yang tepat untuk hengkang dari Prabowo.
Dengan demikian kubu BPN (Badan Pemenangan Nasional) Prabowo-Sandi disuarakan mulai retak.
Adalah Johnny G Plate yang menghembuskan isu keretakan di BPN itu. Wakil Ketua TKN itu mengatakan bahwa Zulkifli Hasan melobi Jokowi untuk mempertahankan kursi pimpinan MPR. PAN berharap kursi pimpinan MPR masih dari PAN.
Menurut Johnny, kubu BPN sudah mulai retak, wajar saja Zulkifli mendekat ke Jokowi. Peran apa nanti yang akan dipegang PAN.
"Kemenangan kubu Jokowi sudah tidak bisa dikejar lagi berdasarkan real count," ujar Johhny yang menilai langkah Ketua MPR itu realistis.