Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tengku Zul Justru Tidak Mempermasalahkan

30 April 2019   05:00 Diperbarui: 30 April 2019   05:29 930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata pernyataan Prof. Mahfud MD di salah satu acara diskusi di salah satu stasiun TV mendapatkan kecaman dan reaksi dari berbagai kalangan, terutama dari kubu BPN Prabowo-Sandi.

Ada yang mengatakan kalau Mahfud MD itu bodoh, bicara ngawur dan asal-asalan.

Tindakan Mahfud dituduh penuh kebencian dan sebagai upaya memecah belah bangsa.

Dalam video berdurasi 1 jam 20 menit yang diunggah di Twitter, Minggu (28/4/2019) Mahfud mengatakan apabila Paslon 02, Prabowo dan Sandiaga memenangkan suara di wilayah-wilayah Islam Garis Keras. Mahfud MD menyebutkan antara lain provinsi Sumatera Barat, Aceh, Sumatera Selatan, dan Jawa Barat.

Sekian banyak tokoh mengecam dan menimpali ucapan mantan Ketua MK itu. Dari BPN dapat disebutkan Fadli Zon, Andre Rosiade, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Tak luput juga cawapres Sandiaga Uno turut angkat bicara. "Serius. Dia berkata begitu. Benarkah?" Kata Sandiaga.

Senada dengan BPN lainnya, Sandiaga juga menilai pernyataan Mahfud dapat memecah belah bangsa. Menurut mantan Wakil Gubernur DKI ini, Islam di Indonesia bukanlah garis keras. Islam di Indonesia adalah Islam yang ahli sunnah, Islam yang rahmatan wal jamaah.

Mahfud sempat menjelaskan mengenai garis keras yang diucapkannya. Dia bermaksud mengungkapkan garis keras itu adalah Islam yang taat tinggi, fanatik, itu tidak dilarang. Dan itu adalah term politik. "Seperti ada istilah moderat, itu kan tidak haram" jelas Mahfud.

Mahfud mengharapkan agar para elit politik segera rekonsiliasi. Sebab pemilu sudah usai, dan Jokowi sudah menang.

Suasana panas, Jokowi menang sulit untuk dibalik kemenangannya. Kata Mahfud.

Dari sekian respon yang muncul, saya petik respon dari politisi Gerindra, Rachel Maryam. Rachel Maryam bahkan menuduh balik orang-orang yang mengatakan garis keras, justru mereka yang radikal dan garis keras.

Tak pelak kecaman juga hadir dari tokoh-tokoh di Aceh. Tokoh muda Bumi Rencong, anggota DPR RI Fachrul Razi sangat menyesalkan ucapan yang dikeluarkan Mahfud. "Upaya pengalihan isu kecurangan Pemilu," katanya.

Senada dengan Fachrul Razi, anggota Komisi III DPR RI asal Bumi Rencong Aceh, Muhammad Nasir Djamil, juga turut angkat bicara soal pernyataan Mahfud tentang Islam Garis Keras.

Djamil meminta Mahfud agar memohon maaf kepada masyarakat Aceh.

Pimpinan Redaksi TV One, Karni Ilyas, meluruskan pernyataan Mahfud, wilayah Islam Garis Keras tidak ada kaitannya dengan agama.

Karni Ilyas menceritakan tentang beberapa pemberontakan yang pernah terjadi di wilayah yang disebut provinsi garis keras oleh Mahfud.

Di Jabar dulu ada DI/TII. Di Sumatera Barat ada PRRI. Letkol A. Hussein di Padang, dsb. Itulah pemberontakan yang menjadi sejarah, tidak ada hubungannya dengan agama.

Respon-respon yang bak jamur di musim hujan mengecam apa yang dikatakan Mahfud MD tentang provinsi Islam Garis Keras.

Namun, respon yang cukup mengejutkan datang dari Tengku Zulkarnain. Ustadz Tengku Zulkarnain yang adalah Wakil Sekretaris Majelis Ulama Indonesia ini justru tidak mempermasalahkan sebutan Garis Keras itu. "Islam Garis Keras?"

Tengku Zulkarnain menyatakan bahwa Indonesia tidak akan merdeka jika tidak ada Islam Garis Keras.

Kalau Islam Indonesia lembek- lembek, maka Indonesia tidak akan memperoleh kemerdekaannya, tidak akan ada NKRI.

"Mana bisa Indonesia merdeka, jika kita Islam turut menikmati makan minum bersama penjajah?" Kata Tengku Zul lewat Twitter, Minggu (28/4/2019).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun