Tak pelak kecaman juga hadir dari tokoh-tokoh di Aceh. Tokoh muda Bumi Rencong, anggota DPR RI Fachrul Razi sangat menyesalkan ucapan yang dikeluarkan Mahfud. "Upaya pengalihan isu kecurangan Pemilu," katanya.
Senada dengan Fachrul Razi, anggota Komisi III DPR RI asal Bumi Rencong Aceh, Muhammad Nasir Djamil, juga turut angkat bicara soal pernyataan Mahfud tentang Islam Garis Keras.
Djamil meminta Mahfud agar memohon maaf kepada masyarakat Aceh.
Pimpinan Redaksi TV One, Karni Ilyas, meluruskan pernyataan Mahfud, wilayah Islam Garis Keras tidak ada kaitannya dengan agama.
Karni Ilyas menceritakan tentang beberapa pemberontakan yang pernah terjadi di wilayah yang disebut provinsi garis keras oleh Mahfud.
Di Jabar dulu ada DI/TII. Di Sumatera Barat ada PRRI. Letkol A. Hussein di Padang, dsb. Itulah pemberontakan yang menjadi sejarah, tidak ada hubungannya dengan agama.
Respon-respon yang bak jamur di musim hujan mengecam apa yang dikatakan Mahfud MD tentang provinsi Islam Garis Keras.
Namun, respon yang cukup mengejutkan datang dari Tengku Zulkarnain. Ustadz Tengku Zulkarnain yang adalah Wakil Sekretaris Majelis Ulama Indonesia ini justru tidak mempermasalahkan sebutan Garis Keras itu. "Islam Garis Keras?"
Tengku Zulkarnain menyatakan bahwa Indonesia tidak akan merdeka jika tidak ada Islam Garis Keras.
Kalau Islam Indonesia lembek- lembek, maka Indonesia tidak akan memperoleh kemerdekaannya, tidak akan ada NKRI.
"Mana bisa Indonesia merdeka, jika kita Islam turut menikmati makan minum bersama penjajah?" Kata Tengku Zul lewat Twitter, Minggu (28/4/2019).