Jokowi dan Amin unggul sementara berkisar antara 55 dan 45, namun di beberapa provinsi ada perolehan suara yang menarik, dimana Jokowi dan Amin kalah dalam perolehan suara ketimbang pasangan Prabowo dan Sandiaga Uno.
Kendati berdasarkan hasil quick count secara nasional, pasanganDi pulau Sumatera, yang memang basisnya Prabowo dan Sandiaga, 02 lebih unggul daripada 01.
Salah satu yang unik, beredar isu di media sosial, yaitu "taruhan" apabila pasangan Jokowi dan Amin kalah dari Prabowo dan Sandi, maka makanan yang khas dari Sumatera Barat, yaitu nasi Padang akan diserukan untuk diboikot supaya tidak ada pembelinya.
Pulau Sumatera merupakan ladang bagi Prabowo dan Sandiaga mendulang perolehan suara yang banyak, salah satunya yang telak diraih 02 itu adalah di Provinsi Sumatera Barat.
Di provinsi yang beribukota Padang ini, pasangan Prabowo dan Sandiaga menang sangat telak 90,45 persen, ketimbang pasangan Jokowi dan Ma'ruf yang cuma 9,55 persen.
Mengapa justru di Sumatera Barat ini, Jokowi kalah telak?
Pengamat politik Edi Indrizal, dari Universitas Andalas Padang menjelaskan salah satu penyebab kekalahan 01 di Sumbar adalah semakin maraknya penggunaan media sosial yang ikut memberi andil bagi kemenangan pasangan Prabowo dan Sandiaga Uno.
Dari segi ideologi, Indrizal melihat salah satu partai pengusung Jokowi, PDI-P, memang sejak semula sangat sulit untuk memperoleh tempat di hati masyarakat di sana.
Sementara dari segi psikologis, Indrizal melihat kalau Prabowo dan Sandiaga di mata masyarakat Sumbar merupakan pilihan yang hebat dan rasional.
Menurutnya lagi, taktik TKN 01 untuk merebut suara di daerah itu tidak sesuai dan tidak menjawab hati nurani apa yang dibutuhkan rakyat Sumbar.
"Yang terjadi justru suara semakin berkurang ketimbang pemilu 2014 lalu," kata Indrizal menanggapi deklarasi dukungan kepada Jokowi. Pada masa kampanye, sebanyak 12 kepala daerah di provinsi Sumbar mendeklarasikan dukungannya kepada Jokowi dan Ma'ruf.Â