Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Politik

LSI pun Diteror di Tahun Politik

21 April 2019   06:00 Diperbarui: 21 April 2019   06:09 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu pesan di HP Yunarto isinya adalah caci maki kepada Yunarto dengan kata-kata yang kasar.

Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya mengatakan bahwa dirinya sudah memblokir lebih dari 100 nomor telepon dalam dua hari, karena berisi ancaman dan teror karena dirinya sudah berbuat curang.

Menurut Yunarto, bukan sekarang saja ia menerima pesan dan telepon yang meneror dirinya, sebelum 17 April 2019 pun ia sudah menerima dan sudah melaporkan teror tersebut ke Bareskrim Polri.

Menurut Yunarto, nomor telepon dirinya dan pesan bohong yang mengatasnamakan dirinya tersebar ke berbagai media sosial sebelum hari pencoblosan. Tapi lebih ramai lagi sesudah dimulai quick count, nomor telepon Yunarto dan pesan palsu tersebar luas ke WhatsApp, Facebook, dan Instagram.

Sebelum berbuat lebih banyak, melapor ke polisi, Yunarto mengatakan bahwa ini merupakan aksi dari para provokator.

Karo Penmas Divisi Humas Brigjen Dedi Prasetyo mendesak Yunarto agar melapor kasus agar privasinya tidak terganggu.

Menurut Dedi, laporan dari Yunarto bakal membantu polri dalam proses penyelidikan

Sementara di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (20/4/2019), Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Barat, Kombespol Trunojoyo Wisnu Andiko mengatakan bahwa patroli siber sedang dan akan terus digiatkan. Mabes Polri mensinyalir bahwa konten provokatif mengalami peningkatan menjadi 40 persen sesudah hasil quick count diumumkan.

Dalam upaya mengamankan, Polri sudah bekerjasama dengan Badan Siber Sandi Negara (BSSN) dan Kemenkominfo untuk melacak aksi provokatif.

Trunojoyo menghimbau masyarakat agar tetap tenang sembari menunggu hasil resmi dari KPU. Hingga Sabtu (20/9/2019) pasangan Jokowi unggul sekitar 55 persen berbanding pasangan Prabowo 45 persen dari semua TPS yang sudah masuk.

Selain Yunarto, Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA juga mendapat cacian. Caci maki ini datang dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) atas produk quick count yang dibuat oleh Denny JA.

Jubir BPN Prabowo Sandi menyebutkan Denny JA dan sejumlah Lembaga Survei sudah menggembalakan citra seolah-olah kubu Jokowi yang unggul perhitungan suara.

Dalam diskusi "Pemilu Serentak yang Menghentak" di Jl KH Wahid Hasyim, Jakpus, Sabtu (20/4/2019), jubir Pipin Sopian menyatakan hasil quick count dibuat secara membabi-buta. Hal tersebut telah mendorong opini seolah kemenangan menurut quick count yang beredar saja.

Menurut Pipin ada perbedaan antara quick count dan real count yang diperoleh tim khusus Prabowo dari berbagai daerah, untuk itu pihaknya yakin Bapak Prabowo unggul berdasarkan real count dari berbagai daerah.

Penilaian Pipin lantas ditangkis oleh Aji Al Farabi, peneliti dari LSI Denny JA. Aji meyakini hasil hitung cepat itu dapat dipertanggungjawabkan 100 persen.

Aji juga menyatakan hasil hitung cepat Denny JA tidak akan meleset jauh dari real count KPU.

"Bila jauh berbeda dengan KPU, saya akan berhenti dari Lembaga Survei," kata Aji.

Dengan data yang diambil, perhitungan, riwayat panjang, dan track record yang dilakukan, Aji sangat percaya hasil quick count bisa dipertanggungjawabkan.

Perbedaan pendapat adalah wajar, namun sengketa yang timbul karena perbedaan harus dihindarkan demi persaudaraan dan ketertiban sebagai satu bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun