Hingga Sabtu, pukul 14.15 siang WIB dari 38.117 TPS data yang masuk (sekitar 4,87 persen) Paslon Jokowi-Ma'ruf memperoleh 54, 91 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 45,09 persen.
Rekapitulasi resmi KPU akan diumumkan pada 22 Mei 2019.
Ternyata saat demi saat perhitungan suara cepat yang terus diungguli oleh Jokowi membawa hikmah dan dampak tersendiri bagi perekonomian kita.
Hari pencoblosan 17 April yang diliburkan dan Paskah 19 April mempengaruhi Index Harga Saham Gabungan (IHSG) sehingga Indonesia menjadi yang terbaik di Asia Tenggara.
Untuk kawasan Asia, Indonesia bahkan menjadi yang terbaik kedua sesudah Shanghai Cina. Perdagangan saham di Shanghai Cina dibuka lima hari pekan kemarin.
Hasil quick count yang diungguli Jokowi direspon positif oleh para pelaku pasar yang menyebabkan IHSG menguat terus.
Semakin mendekati keyakinan menang resmi Jokowi, Jokowi Effect Jilid 2 akan membawa IHSG ke angka 7.100.
"Jokowi Effect" adalah pengaruh positif Jokowi kepada perekonomian, baik penguatan mata uang Rupiah maupun IHSG.
Jilid pertama adalah pada saat pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014.
Ketika itu mata uang Rupiah mengalami penguatan.
Chief Executive Officer PT Arah Investasi Mandiri, Hendra Martono Liem menjelaskan saham-saham konstruksi infrastruktur mengalami kenaikan jelang 2-3 hari sebelum hari pencoblosan. Karenanya Hendra memprediksi IHSG akan menyentuh hingga angka 7.100 di akhir tahun.
Sebagai contoh, IHSG naik 25 poin (0,4 persen) pada saat ditutup Kamis (18/4/2019) pada level 6.507.
Sementara Rupiah mengalami fluktuasi dan berada pada Rp 14.030 per dolar AS.
Di klaimnya kemenangan oleh capres Prabowo, serta kemungkinan adanya gugatan hasil pemilu ke Mahkamah Konstitusi menjadikan para investor masih menunggu.
Menurut ekonom CORE Pieter Abdullah, jika Jokowi terpilih, dikhawatirkan masih ada gangguan dari pihak yang tidak menerima.
"Jika KPU resmi menetapkan Jokowi terpilih dan Prabowo menerima, dalam jangka menengah dan panjang Rupiah berpotensi menguat," kata Pieter.
Ekonom Bank DBS Masyita Crystalin menyatakan bahwa hasil pemilu biasanya membuat pasar lebih optimis.
Masyita juga menjelaskan surplus neraca perdagangan yang sudah terjadi dua bulan beruntun mempengaruhi penguatan Rupiah.
Equity Strategist DBS Joanne Goh memprediksi jika Jokowi resmi memimpin lagi, maka IHSG dapat menembus 6.900.
Joanne Goh lantas menjelaskan alasan prediksinya.
Ternyata, terpilihnya kembali Jokowi menjadi Presiden memberikan hikmah bagi perekonomian kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H