Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jokowi Minta Halal Park Menjadi Penggerak Utama Perkembangan Industri Halal

17 April 2019   06:00 Diperbarui: 17 April 2019   06:05 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alhamdulillah, tahun ini Indonesia mendapat predikat sebagai peringkat pertama tujuan wisata halal dunia.

Indonesia dan Malaysia menduduki peringkat pertama tujuan wisata halal dunia. 

Dalam representasi di Pullman Hotel, Thamrin, Jakarta, pekan lalu, CEO Crescent Rating dan Halal Trip, Fazal Bahardeen menetapkan Indonesia dan Malaysia menduduki peringkat pertama Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019.

Peringkat ketiga GMTI ini diraih Turki, lalu Arab Saudi di peringkat keempat, dan Uni Emirat Arab peringkat kelima.

"Alhamdulillah, kini Indonesia nomor satu," kata Menteri Pariwisata, Arief Yahya.

Peringkat Indonesia memang terus membaik, semenjak tahun 2015 menduduki peringkat keenam, lalu 2016 keempat, 2017 kedua, dan kini 2019 pertama.

Menpar Arief Yahya mendapat pujian dari Fazal atas perjuangan Arief sehingga Indonesia menjadi yang terutama. Dalam pidatonya di Hotel Pullman, Fazal mengatakan sejak lima tahun bergabung dengan GMTI akhirnya sekarang Indonesia menjadi nomor satu.

VP Mastercard Indonesia, Tommy Singgih mengatakan bahwa Indonesia menjadi satu-satunya negara yang progresif berkat upaya pemerintah dan Kemenpar.

Setelah menjadi yang pertama, Arief Yahya langsung tancap gas dengan menetapkan 16 destinasi unggulan Indonesia untuk wisata halal atau Top 16 Muslim Friendly Destination, yang tadinya ada 10 destinasi dari berbagai daerah di Indonesia.

Ke 16 destinasi itu berasal dari Lombok hingga Cianjur.

Tiga besar destinasi wisata halal yang dipilih Kemenpar adalah Lombok di NTB, Aceh, dan Kepulauan Riau. Cianjur, Jawa Barat berada di peringkat ke 16.

Ke 16 destinasi dalam Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2019 diumumkan Arief pekan lalu, di Hotel Bidakara, Jakarta. Dalam kesempatan acara "Wonderful Indonesia Halal Tourism Meeting and Conference" itu, Menpar secara pribadi memberikan penghargaan kepada sejumlah perwakilan kepala daerah yang masuk destinasi dan kepada sejumlah Kadispar.

Arief Yahya juga mengucapkan selamat kepada daerah yang telah dipilih sebagai destinasi wisata halal.

Apa tugas selanjutnya Kemenpar?

Menurut Fazal, tugas sekarang adalah melanjutkan dan mempertahankan prestasi yang didapat. Karena mempertahankan prestasi merupakan tugas yang tidak mudah.

Pemerintah juga jangan berpuas diri dan lengah. Tugas yang tidak mudah lainnya adalah mempromosikan wisata halal ini ke dalam dan luar negeri.

Kendati yang pertama, tapi pelancong Muslim lebih datang ke Thailand, Singapura, atau Eropa, bukan ke Indonesia, Arief menjelaskan hal ini disebabkan karena mereka memilih destinasi bukan berdasarkan halal atau tidak halalnya.

Ini yang merupakan tantangan yang kudu dijawab dan diperhatikan. Itulah apa yang disebut dengan kesulitan, untuk lebih mempromosikan lagi tujuan wisata halal ke Indonesia. Tapi yang namanya kesulitan, ya, harus ditantang.

Sebagai catatan, ada 140 juta wisatawan Muslim yang berkunjung ke wisata halal dunia, mereka mengeluarkan sampai US $ 35 milyar.

Dari ke 16 destinasi wisata halal di berbagai daerah yang telah dipilih dan ditetapkan, Kemenpar menargetkan 100 persen wisatawan nusantara dan 25 persen wisatawan mancanegara.

Sementara itu, usai meresmikan pembukaan Halal Park di Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (16/4/2019), Bapak Jokowi menargetkan kunjungan wisata halal ke Indonesia sebanyak 5 juta orang pada 2019 ini. Angka ini 25 persen dari target 20 juta wisatawan mancanegara keseluruhan tahun 2019.

news.detik.com
news.detik.com
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi berharap Halal Park dapat menjadi motor berkembangnya wisata halal di negeri ini.

Menurut Jokowi, sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia ada segmen pasar yang bisa digarap.

Coba lihat, jumlah permintaan produk halal 2019 adalah US$ 3,7 triliun, naik dari 2013 yang US$ 2 triliun. Atau 9,5 persen.

Ayo, tingkatkan terus prestasimu, jadikan Indonesia pusat wisata halal dunia!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun