"Kabina-bina siah!"Â
Kata-kata, yang bagi saya amat lucu ini dilontarkan Cawapres Paslon 01 KH Ma'ruf Amin saat gelaran kampanye pemilu di Lapangan PN Kertas, Padalarang, Bandung Barat, Jawa Barat, pada Selasa (9/4/2019).
"Kabina-bina siah!"Â yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah "keterlaluan" diucapkan Kyai di hadapan para suporternya. Maksud Sang Kyai, kalau orang Sunda tidak memilih beliau di 17 April 2019 nanti, itu keterlaluan. Masa orang Sunda tidak memilih orang Sunda lagi?
KH Ma'ruf Amin memang orang Sunda, beliau berdarah Sunda.Â
Prof. Dr. Ma'ruf dilahirkan di Kresek, Tangerang pada masa pendudukan Jepang, 11 Maret 1943.
Namun ada yang patut disayangkan, perucapan Sang Kyai itu mendapat sanggahan dari lawan politiknya.
Sanggahan datang dari Sufmi Dasco. Menurut Direktur Advokasi dan Hukum BPN itu, tidak seharusnya Ma'ruf Amin berkata begitu.
"Kalau Paslon 02 nggak akan ngomong gitu," katanya.
Menurut Dasco, kalau Amin kampanye di Banten, misalnya Amin mengatakan harus memilih orang Banten. Kalau kampanye di Medan, harus orang Medan. Kalau kampanye di Makasar, harus pilih orang Makasar, dsb. Menurut Dasco, hal itu akan menyebabkan partisipasi pemilih tidak tercapai.
"Partisipasi tak akan sampai 60 persen jika begitu. Yang pilih nanti paling orang Sunda, orang Banten, orang Medan," begitu kiranya kata Dasco. "Kalau kedaerahan, yang lain nggak milih dong,".
Tapi yang namanya strategi untuk menarik perhatian, ya tidak apa-apa, sah-sah saja. Tapi nantinya partisipasi pemilih menjadi rendah. Kata Sufmi Dasco.