Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Yuk, Antisipasi Caleg Gagal

9 April 2019   05:00 Diperbarui: 9 April 2019   05:27 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adakah rumusan mengenai waktu dari kapan hingga kapan periode dengan apa yang sering kita dengar dengan rumusan "Tahun Politik".

Apakah periode Tahun Politik itu satu tahun lamanya dan berakhir pada saat hari usai pencoblosan? Tiada yang merumuskannya.

Hari pencoblosan tinggal beberapa hari lagi.

Seperti lima tahun lalu banyak timbul korban pada waktu Tahun Politik. Apakah itu korban fisik, berupa bentrok kekerasan antar partai, gesekan antara simpatisan dan pendukung suatu calon presiden, dsb.

Dan tak ketinggalan di Tahun Politik ini ada juga korban bukan fisik, melainkan korban gangguan jiwa.

Gangguan jiwa yang terjadi karena gagalnya suatu caleg (calon legislatif).

Padahal si caleg sudah habis-habisan mengeluarkan sejumlah dana untuk membiayai kampanyenya.

Mengaca Pemilu sebelumnya, pada Tahun Politik sekarang ini, banyak rumah sakit jiwa yang sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk secara antisipatif menangani pasien-pasien yang terganggu jiwanya yang disebabkan kekalahan calon legislatif pada Pemilu 2019 ini.

Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napsa (P2MKJN), Fidiansyah, tidak ada peraturan yang khusus menangani calon legislatif yang terganggu jiwanya karena gagal terpilih dalam pemilu.

Seperti biasa, rumah sakit jiwa menyediakan ruangan perawatan, baik kelas VIP, 1,2, atau 3 namun tidak dikhususkan untuk caleg gagal yang terguncang jiwanya.

"Pelayanannya sama saja, untuk semua penderita gangguan jiwa," kata Humas RSJ Marzoeki Mahdi, Prahardian Priatama.

Menurut dr. Dewi Erna Anindia, wajar saja seseorang menjadi terguncang jiwanya karena orang itu sudah habis-habisan bukan saja mengeluarkan banyak dana untuk kampanyenya. Juga tenaga dan waktu dikorbankan full capacity.

Dr. Erna yang juga caleg dari Partai Golkar ini mengatakan dirinya dibawa enjoy saja, terpilih ya bagus, tidak terpilih ya, juga tak apa-apa. "Kan rakyat yang milih," katanya.

Dr. Erna dan Dr. Andri, SpKJ, FACLP, staf pengajar Departemen Psikiatri FK UKRIDA senada mengatakan kalau tujuan orang nyaleg itu untuk mencari uang, maka risikonya adalah bisa menjadi stres jika tidak terpilih.

Menurut Andri, jika tujuan nyaleg itu untuk mengabdi pada masyarakat, tentu si caleg akan berlapang dada jika kalah.

Kepala Bidang Medik RSJ Dr. Rajiman Wediodiningrat, Malang, dr. Gunawan MMRS mengatakan bukan saja kompetisi untuk menjadi legislatif, kompetisi apa pun di dalam kehidupan pasti terjadi.

Menurut dr. Gunawan, di dunia medis dikenal istilah Manajemen Risiko. Dalam kaitan para caleg, dr. Gunawan mengatakan bahwa para caleg harus bisa mengelola stres. Para caleg juga sudah harus mengantisipasi jika dirinya nanti mengalami kegagalan.

Dr. Gunawan mengatakan langkah awal yang harus diambil adalah dengan mengadakan identifikasi risiko jika nantinya mengalami kekalahan.

Sujudlah kepada Tuhan, mendekatlah kepadaNya dengan tulus hati sesuai dengan kepercayaan masing-masing.

Ayo, datang ke TPS, gunakan Hak Pilih Anda sebaik mungkin!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun