Keseluruh partisipan tersebut lantas ditugaskan untuk memberikan penilaian terhadap 72 wajah foto para politisi yang kurang dikenal. Seluruh politisi tersebut adalah lelaki kulit putih.
Ke semua foto adalah hitam putih dengan pose yang sama, yakni mereka tersenyum menghadap kamera.
Foto wajah para politisi tersebut ada yang berbentuk oval, lebar, sedikit oval, sedikit lebar, seperti telur, bulat, dsb.
Nah, dari foto-foto wajah tersebut, para partisipan diminta melakukan penilaian apakah si politisi itu murah hati, bisa dipercaya, tidak bisa dipercaya, jujur, tidak jujur, egois, tidak egois, koruptif, atau tidak koruptif.
Para ilmuwan meneliti lebih jauh, para partisipan yang menilai politisi itu koruptif dan suka berbohong atau menipu dengan melihat wajah yang lebar. Semakin lebar wajah, maka semakin penjatuhan penilaian bahwa politisi tersebut tidak bisa dipercaya dan koruptif.
Akurasi kemampuan partisipan membedakan politisi yang korup dan tidak korup mencapai 70 persen!
Studi ini membuktikan terdapat kaitan antara bentuk wajah dan karakter seseorang.
Riset pertama ini juga menunjukkan bahwa kita dapat mengenali politisi korup. Sampai seberapa jauh para politisi itu korup?Â
Riset sebelumnya mengungkapkan ada kaitan antara wajah yang lebar dengan sikap agresif seorang lelaki. Lelaki dengan wajah yang lebar cenderung lebih agresif daripada lelaki yang berwajah tidak lebar. Riset itu juga menguak lelaki yang berwajah lebar adalah lelaki yang memiliki sikap yang lebih mengancam.
Sampai seberapa jauh politisi itu korup?
Ada banyak faktor yang memengaruhi politisi bertindak koruptif.