Ibu hamil yang terkena senyawa kimia Di-isononyl phtalate dapat berpengaruh buruk terhadap perkembangan alat vital bayi laki-laki.
Phtalate adalah senyawa kimia agar plastik menjadi lentur. Di-isononyl phtalate ditemukan pada plastik yang terbikin dari bahan vinyl.
United Nations Environment Programme (UNEP) atau Badan PBB untuk Program Lingkungan dalam penelitiannya mengatakan bahwa 280 juta ton plastik diproduksi setiap tahunnya secara global.
Produksi plastik itu dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga keseharian, umpamanya untuk bungkus makanan/barang, tempat sampah, dan untuk berbelanja.
Indonesia sendiri merupakan penyumbang sampah plastik kedua terbanyak di dunia dengan 3,2 juta ton per tahunnya. Di urutan pertama, adalah Cina dengan 8,8 juta ton per tahun.
Dwi Sawung, Manajer Kampanye Perkotaan, Tambang, dan Energi WALHI mengatakan sampah plastik ada yang bisa didaur ulang, ada juga yang tidak bisa.
Menurut Sawung, intensif diberikan kepada produsen yang bisa mendaur ulang dan menyediakan sistem daur ulang. Sebaliknya, untuk yang tidak bisa mendaur ulang, dikenakan disintensif, berupa dikenakannya cukai bagi plastik yang tidak bisa seratus persen didaur ulang.
Bagi Anda yang ingin mendukung diet penggunaan plastik, jika berbelanja cobalah Anda menggunakan tas belanja yang bisa dipakai berulang-ulang. Tas belanja tersebut bisa terbuat dari berbagai macam bahan, di antaranya dari bahan karung, kulit sintetis, katun, kanvas, nilon, atau hasil daur ulang kemasan plastik.
Untuk menyimpan makanan, pakailah wadah kaca atau wadah plastik yang memang memang ditujukan untuk menyimpan makanan, ketimbang menyimpan makanan menggunakan kantong kresek.
Untuk minum, gunakan wadah yang bisa dicuci dan dipakai lagi.
Ada baiknya kita semua menyadari akan bahaya dari plastik tersebut dan mengajak teman-teman dan keluarga kita untuk juga sadar pada penggunaan bijaksana dari plastik.