Raihan juara pada 2014 (saat mengalahkan Jepang di final) saat itu juga sekaligus memecah kebuntuan "dahaga" juara dari ganda putra. Sebelas tahun sebelumnya, yakni pada 2003, Candra Wijaya/Sigit Budiarto jawara. Namun sesudah 2003 tak ada lagi juara dari ganda putra, hingga 2014 Hendra/Ahsan juara.
Merunut ke belakang, Hendra dan Ahsan mulai berpasangan semenjak tahun 2012, lantas sempat cerai pada tahun 2017 karena Hendra memutuskan untuk keluar dari pelatnas. Hendra dan Ahsan lantas berpasangan lagi pada tahun 2018. Langkah baru pun dimulai lagi, sempat menjadi juara di turnamen level rendah.
Hendra/Ahsan memutuskan untuk menjadi pemain profesional sejak awal 2019. Menjadi profesional menjadi kesulitan tersendiri bagi mereka, dalam hal biaya yang kudu dikeluarkan sendiri oleh mereka, tidak tergantung dari PBSI atau Kemenpora. Segala sesuatunya juga harus diatur sendiri, tanpa diatur oleh PBSI.
Sempat kesulitan mencari sponsor, namun akhirnya mereka mendapatkan dari salah satu produsen peralatan olahraga Mizuno (Jepang).
Arena Birmingham riuh oleh teriakan-teriakan dari suporter Malaysia dan Indonesia. Ketika suatu permainan menghasilkan poin bagi Aaron/Soh, maka penonton negeri jiran bersorak gembira sembari menggoyangkan bendera negaranya. Penonton Indonesia pun tak kalah riuh dari negeri jiran, bersorak gembira jika permainan akhirnya menghasilkan poin buat Hendra/Ahsan.
Kemenangan Hendra (34)/Ahsan (31) di akhirnya dimomenkan di menit ke 48. Adalah pukulan smes Ahsan yang tidak dapat dikembalikan oleh Aaron/Soh.
Sukacita pun berhamburan dari penonton Indonesia di Birmingham Arena dan penonton TVRI yang menyiarkan live laga.
Hendra yang tenang dalam kondisi apa pun tetap tenang setelah kok terakhir yang dismes Ahsan. Sedangkan Ahsan bersujud di lapangan berkarpet hijau.
Selamat buat Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H