Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Hendra/Ahsan ke Final Kendati Hendra Cedera

10 Maret 2019   10:21 Diperbarui: 10 Maret 2019   12:16 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kaltim.tribunnews.com

Skor pertemuan menjadi 3-1 atas peringkat ketiga dunia, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda, untuk keunggulan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.

Skor 3-1 itu didapat peringkat ketujuh dunia pasangan ganda putra Hendra/Ahsan usai ganda putra Hendra (34)/Ahsan (31) menundukkan Kamura/Sonoda asal Jepang, dengan skor 21-19, dan 21-16 dalam laga yang dihelat di Birmingham Arena, Inggris, pada Sabtu (9/3/2019) malam WIB di babak semifinal turnamen klasik All England 2019.

Dengan hasil tersebut, Hendra/Ahsan menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang masuk ke babak final turnamen klasik berkategori Super 1000.

Wakil Indonesia lainnya, ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto gagal ke final usai menelan kekalahan dari ganda Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik dengan skor 21-12, 20-22, dan 19-21. Laga semifinal pada Minggu (10/3/2019) dinihari WIB di Birmingham Arena All England ini berlangsung dalam tempo satu jam.

Dengan demikian, Indonesia gagal menciptakan "All Indonesian Final" di nomor ganda putra.

Wakil Indonesia lain di semifinal, nomor ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, juga menelan kekalahan 21-13, 20-22, dan 13-21 dari pasangan Cina, Zheng Siwei/Huang Yaqiong di Birmingham Arena, Minggu (10/3/2019) dinihari WIB, dalam tempo 53 menit.

Bagi Hendra/Ahsan capaian semifinal di All England tahun ini adalah untuk yang ketiga kalinya, sebelumnya Hendra/Ahsan pernah mencapai semifinal pada 2013, 2014 (kemudian juara tahun itu). Pada 2012, Hendra berpasangan dengan Markis Kido, sedangkan Ahsan berpasangan dengan Bona Septano. Bona Septano adalah adik dari Markis Kido.

Terakhir kali Hendra/Ahsan menjuarai sebuah turnamen besar adalah pada tahun 2015, Desember 2015, di Super Series Final. Setelah itu, prestasi mereka menunjukkan penurunan.

Hendra dan Ahsan berganti pasangan pada 2017 saat Hendra keluar dari pelatnas.

Hendra/Ahsan bergabung lagi di 2018 dan memulai lagi dari bawah.

Sejak awal tahun ini, Hendra/Ahsan lantas memutuskan untuk menjadi pemain profesional.

Mengenai hal tersebut, Hendra mengatakan bahwa menjadi pemain profesional mengharuskan mereka untuk mengurus segala sesuatunya sendiri.

Prestasi Hendra/Ahsan naik lagi. Hendra/Ahsan menjadi finalis Indonesia Masters. Peringkat Hendra/Ahsan pun naik (kini ketujuh dunia). Dan kini mereka mencapai final turnamen bulutangkis paling bergengsi, All England 2019. Final kedua kalinya bagi Hendra/Ahsan.

Sesudah sempat kesulitan mencari sponsor, tapi akhirnya Mizuno, produsen perangkat olahraga Jepang menjadi sponsor mereka.

Namun sayang, Indonesia tidak menciptakan All Indonesian Final.

Di babak perdelapan final, Hendra/Ahsan mengalahkan pasangan Jerman, Mark Lamsfuss/Marvin Seidel dengan skor 21-12, dan 21-13.

Setelah juara tahun 2014, Hendra/Ahsan selalu saja tersingkir di babak kedua (2015, 2016, dan 2018). Di tahun 2017, Hendra yang berpasangan dengan orang Malaysia Tan Boon Heong tersingkir bahkan di babak pertama. Hendra/Ahsan juara tahun 2014 setelah di final mengalahkan Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa dengan 21-19 dan 21-19.

Dalam laga semifinal, Hendra merasa kesakitan pada bagian betis kaki kanannya, kaki Hendra pun diperban dan menahan rasa sakit dua kali dibebat sejak gim kedua.

Kendati demikian, saling pengertian antara Hendra dan Ahsan, semangat, dan taktik yang tepat, Hendra/Ahsan bahkan mampu mengalahkan Kamura/Sonoda. Pasangan Jepang ini terkenal dengan keuletannya.

Sepanjang laga, Hendra lebih banyak di depan, namun sesekali Ahsan pun dominan ketika berada di depan.

Hendra/Ahsan jeli menempatkan kok di area kosong lawan. Drop shot dan smes keras Ahsan dari belakang banyak menghasilkan poin. Hendra melakukan kombinasi pukulan cepat dan halus dari depan net.

Kendati betis Hendra cedera sejak akhir babak pertama, tapi taktik yang tepat dan tekad kuat Hendra/Ahsan dapat mengakhiri laga dengan kemenangan atas Kamura/Sonoda.

Dalam laga, Ahsan pun menutup ruang gerak yang dilepaskan Hendra karena Hendra cedera.

Pelatih ganda putra, Herry Iman Pierngadi memuji sikap Hendra/Ahsan. Herry bahkan terkejut Hendra/Ahsan dapat ke final.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun