Marcello Lippi sendiri mengatakan bahwa para pemainnya mempunyai mental fantastis. Mentalitas seperti yang ditunjukkan Garuda Muda sekarang. Berawal dari kurang meyakinkan, lebih baik, lebih baik, lebih lagi dan juara.
Sukacita pun muncul menyambut kemenangan Garuda Muda. Dari masyarakat, hingga bapak Jokowi.
Ratu Tisha sendiri merasa terharu dengan apa yang terjadi. Di tengah carut marut persepakbolaan Indonesia, Garuda Muda memperlihatkan prestasi yang membanggakan.
Namun, Indonesia tidak boleh terlena begitu saja dengan sukacita. Karena di bulan Maret ini sudah akan menghadapi kualifikasi AFC Cup U-23 2020 pada 22 hingga 26 Maret 2019. Digelar di Vietnam, Garuda Muda bergabung bersama Brunei Darussalam, Thailand, dan Vietnam di Grup K.
Inilah salah satu target yang dicanangkan Ratu Tisha selain SEA Games Filipina, Nopember.
Keraguan sempat muncul dari masyarakat Indonesia ketika timnas U-22 menghadapi Vietnam di semifinal, mengingat Vietnam merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang mempunyai peringkat di bawah 100 dunia, yaitu peringkat 99 FIFA. Sementara Indonesia berada di peringkat 159 dunia.
Namun toh, Vietnam kini dapat ditundukkan pasukan Indra Sjafri dengan gol tunggal.
Melewati Vietnam, Garuda Muda menundukkan Thailand di final.
Trofi dari U-22 ini merupakan kali ketiga Indonesia alami setelah sebelumnya pada tahun 2013 dibawah pelatih Indra Sjafri juga juara AFF Cup U-19, dan tahun lalu juara AFF Cup U-16.
Keberhasilan mengangkat trofi AFF Cup U-22 membuktikan kalau Indonesia kaya akan pemain muda bertalenta.
Prestasi di level senior kini menunggu berikutnya. Di FIFA level senior Indonesia terpuruk di peringkat ke 159 dunia, cukup jauh dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Vietnam ke 99, Thailand ke 115, Filipina ke 123, serta Myanmar di peringkat ke 138.