Kejuaraan ini juga masuk dalam hitungan kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.
Sukses Deni diikuti juga oleh Triyatno. Turun di kelas 73 kg, Triyatno meraih medali emas dengan total angkatan 322 kg dan angkatan snatch 142 kg, serta medali perak untuk angkatan clean and jerk 180 kg. Hasil itu masih lebih rendah dari hasil yang diperoleh dari Kejuaraan Dunia Ashgabat, 325 kg total.
Lifter putri Indonesia juga memperoleh medali. Turun di kelas 59 kg, Acchedya Jagaddhita memperoleh medali perunggu. Menduduki peringkat keempat, Acchedya Jagaddhita memperoleh medali perunggu dengan angkatan total 214 kg, dengan rinci 117 kg clean and jerk, dan snatch 97 kg.Â
"Dea" panggilan akrab dari Acchedya Jagaddhita berbagi sama medali perunggu bersama Mikiko yang menduduki peringkat ketiga dengan angkatan total 219 kg (clean and jerk 125 kg dan snatch 94 kg).
Usai laga, Deni merasa bersyukur dengan apa yang telah diperoleh, tapi ia menyadari dalam kejuaraan selanjutnya harus lebih baik lagi supaya bisa memperoleh poin peringkat dunia yang lebih baik. "Peluang ke Olimpiade juga lebih baik," katanya.
Deni sebenarnya punya peluang memperbaiki angkatan lebih baik, tapi di Chiang Mai, pemegang emas SEA Games 2017 tersebut tidak berhasil melakukan angkatan clean and jerk dan snatch.
Untuk bisa masuk Olimpiade Tokyo 2020, Deni harus berperingkat minimal delapan besar dunia. Berdasarkan 8 Pebruari 2019, Deni berada di peringkat ke 12.
Pelatih kepala angkat besi, Dirdja Wihardja mengapresiasi apa yang telah diraih Merah Putih. Kendati harus dievaluasi lebih lanjut.
Dirdja Wihardja mengatakan asuhannya memiliki semangat yang luar biasa, padahal belum maksimal. "Akan dievaluasi lagi," katanya.
Dirdja mencontohkan Dea, yang meningkat dari 212 kg menjadi 214 kg merupakan awal yang baik, kendati persiapannya belum seratus persen.Â
Kualifikasi Olimpiade selanjutnya adalah IWF World Cup di Fuzhou, Cina, 20 Pebruari 2019. Di sini, Eko Yuli Irawan juga bakal tampil.