Tiga bulan waktu tersisa untuk pengumpulan poin Olimpiade harus dipersiapkan semaksimal mungkin.
Keempat tunggal putri itu akan mengikuti turnamen-turnamen BWF awal yang digelar di bulan Januari, dimulai dari Thailand Masters, Malaysia Masters, dan Indonesia Masters.
Sementara hasil dari Thailand Masters 2019 yang dimulai 8 Januari 2019, di putaran pertama, tunggal putri Indonesia Fitriani menang tiga set atas Lee Ying Ying dari Malaysia dengan 18-21, 21-9, dan 24-21 dalam tempo 54 menit.
Kemenangan atas Ying Ying (peringkat ke 39) Â tersebut merupakan kemenangan ketiga bagi Fitriani. Sebelumnya, Fitriani menang di Axiata International Series 2016, dan USM Li Ning International Series 2015.
Di laga kedua di turnamen level Super 300 ini, Fitriani akan berhadapan dengan wakil tuan rumah Jindapol. Yang mana sebelumnya Jindapol menundukkan Lin Ying Chin asal Taiwan dengan 21-15, 21-15.
Perjumpaan antara Fitriani dengan Jindapol di laga kedua (Kamis, 10/1/2019) merupakan pertemuan pertama kali dengan pebulutangkis berranking 14 dunia tersebut.
Selain tunggal putri, tiga ganda campuran Indonesia juga melaju ke putaran kedua. Mereka adalah Akbar Bintang Cahyono/Winny Oktavina Kandow, Ronald Alexander/Annisa Saufika, dan Alfian Eko Prasetya/Marsheilla Gischa Islami.
Mengingat kualifikasi bulutangkis ke Olimpiade Tokyo 2020 tinggal 3 bulan lagi - 29 April 2919 hingga 26 April 2020 - dimana poin pemain yang diperoleh pada turnamen BWF bakal dikalkulasi guna menentukan jatah setiap negara yang lolos ke Olimpiade 2020. Pelatih harus lebih jeli.
Adapun jatah maksimal yang dapat diperoleh setiap negara adalah dua wakil untuk masing-masing nomor. Jadi maksimal kuota yang didapat suatu negara adalah 10 wakil. Dua jatah wakil akan didapat, jika pemain untuk nomor tunggal minimal berperingkat 16 besar, sementara untuk ganda minimal berperingkat 8 besar menjelang dimulainya Olimpiade.
Sebaiknya, kepastian mendapat kuota dua wakil harus diperoleh sedini mungkin. Hal ini, untuk menghindari satu pemain yang bisa saja terpeleset di suatu turnamen, hingga mengakibatkan peringkatnya turun.
Lebih berbahaya lagi adalah kalau seorang pemain terpeleset di waktu-waktu akhir kualifikasi. Peringkat bukan saja tergantung dari hasil sendiri yang terjadi, namun juga dari pemain-pemain lain yang sama-sama memburu poin.