Sebelum laga Liga Champions Grup C matchday terakhir antara Liverpool kontra Napoli, pasukan Juergen Klopp berharap tuah di Anfield untuk lolos ke fase knock-out Liga Champions 2018-2019. The Reds berada dalam posisi megap-megap.Â
Pasalnya, mereka berada di tempat ketiga dengan enam angka, sedangkan Napoli di puncak dengan sembilan poin. Dan Paris Saint-Germain di posisi kedua dengan delapan poin. Liverpool berselisih tiga angka dari Napoli.
Dengan demikian, laga di Anfield menjadi partai hidup mati jika ingin nafas mereka terus berdenyut.
Latar belakang pun cukup berbicara. Liverpool memiliki rekor bagus kala berlaga di Anfield. Catatan membuktikan kalau mereka hanya kalah satu kali di musim ini ketika melawan Chelsea 1-2 di Carabao Cup. Sedangkan di Champions League, The Reds tidak pernah kalah di sarang sendiri, semenjak tunduk 0-3 dari Real Madrid pada Oktober 2014.
Tuah terbalik Napoli adalah Napoli tidak pernah menang dalam lima laga tandang terakhir di Liga Champions Eropa.
Mengaca pada data-data tersebut, kans The Reds untuk menaklukkan Il Protenopei di kandang sendiri cukup besar. Apalagi peforma Liverpool musim ini sedang bagus dan memuncaki klasemen EPL.
Namun, kendati mengaca pada statistik sebelumnya, Liverpool juga kudu waspada, soalnya pasukan Carlo Ancelotti sedang berperforma baik musim ini. Ancelotti lumayan berpengalaman di Champions League ini. Ancelotti bersama timnya pernah tiga kali juara, bersama Real Madrid dan AC Milan.
Benarkah statistik itu berlanjut dengan tuah baik bagi Liverpool?
Yup, ternyata benar. Tuah baik pun berlanjut.Â
Nyatanya, Liverpool dapat menundukkan Napoli dengan skor 1-0 pada Rabu (12/12/2018) dinihari WIB. Gol tunggal yang dicetak oleh Mohamed Salah itu mengantarkan mereka ke fase knock-out Liga Champions.
Dengan tuah baik itu, Liverpool menempati posisi kedua dengan sembilan poin di klasemen akhir. Sementara Napoli kudu turun kasta ke Liga Eropa, mereka menempati posisi ketiga dengan raihan sembilan poin - sama dengan Liverpool - tapi kalah produktif gol, Napoli 7-5 sedangkan Liverpool 9-7.
Secara head to head sama.
Ya, laga krusial bagi The Reds, dimana mereka harus menang skor 1-0. Atau jika kebobolan, The Reds kudu membalas dengan minimal selisih dua gol.
Dalam laga itu, Mohamed Salah dkk lebih menguasai jalannya permainan di babak pertama. Serangan terus menerus dilancarkan oleh trio Sadio Mane, Roberto Firmino dan Mohamed Salah.
Napoli yang bermain dengan 4-4-2 menempatkan Lorenzo Insigne dan Dries Mertens di depan.
Tak sia-sia serangan gencar yang dilakukan Liverpool. Dari kanan, Mohamed Salah melepaskan tembakan mendatar yang membuat kiper Napoli terperangah. 1-0 untuk Liverpool di menit ke 34.
Skor 1-0 tetap bertahan hingga jeda babak pertama.
Memasuki babak kedua, giliran Napoli yang menguasai jalannya permainan. Beberapa peluang bagus Napoli sayangnya masih dapat dibendung barisan belakang Liverpool sehingga tidak berbuah gol.
Pasukan Carlo Ancelotti pun harus pulang dengan membawa kekalahan.
Di Grup C ini, Paris Saint-Germain bermain gemilang serta mengalahkan Crvena Zvevda dengan skor 4-1. Mereka menduduki puncak klasemen akhir Grup C.
Tuah Liverpool memang berkhasiat. Catatan mereka kini 19 kali tanpa kekalahan di kandang, 14 kali menang dan lima seri.
Terakhir kalah 0-3 di fase grup Liga Champions 2014/2015 dari Real Madrid yang saat itu dilatih oleh Carlo Ancelotti. Namun kini, The Reds yang membikin Ancelotti terkulai lemas.
