Turnamen sepakbola antar negara-negara Asia Tenggara Piala AFF 2018 bakal segera berlangsung. Kesemua peserta sudah mempersiapkan diri untuk berlaga dan bermain sebaik mungkin guna mempertunjukkan permainan terbaik mereka. Dalam sistem home and away mereka akan berlaga, berarti masing-masing tim akan saling berhadapan dua kali.
Indonesia sendiri bergabung di Grup B bersama-sama dengan Thailand, Filipina, Singapura, dan Timor Leste. Sementara di Grup A berkumpul Myanmar, Malaysia, Vietnam, Kamboja, dan Laos.
Garuda akan bertanding tandang pertama ke kandang Singapura pada hari Jum'at (9/11/2018).
Dengan gabungan pemain senior dan pemain muda dalam skuad, pasukan Bima Sakti telah siap bersaing dengan tim-tim lainnya.
Merah-putih yang belum pernah merasakan atmosfer  juara di turnamen ini, namun sudah lima kali berpredikat sebagai runner-up kali ini berbeda. Di bawah pelatih Bima Sakti dan mengaca pada penampilan apik Timnas U-23 di Asian Games 2018 lalu menjadi optimisme bagi Garuda untuk meraih gelar juara.
Beberapa kalangan menilai performa timnas Indonesia di segala usia dan senior kini lebih baik. Salah satunya adalah komentar yang dilontarkan Uston Nawawi, salah seorang mantan gelandang timnas Indonesia., "Kalau dulu terlihat kesenjangan dengan Thailand sekarang hampir tidak terlihat," katanya. Uston Nawawi melihat, saat ini adalah generasi emas bagi Merah-putih.
Legenda Persebaya Surabaya ini juga menilai, Indonesia memiliki banyak pemain bertalenta di semua lini. Dengan begitu bukan hal yang mustahil gelar juara kali ini dapat dibawa pulang.
Dari peserta lain, optimisme Thailand yang kini dilatih oleh Milovan Rajevic itu mereka ingin mempertahankan gelar juara untuk yang ketiga kali beruntun di turnamen ini. Negeri Gajah Perang merupakan yang paling banyak mengoleksi gelar juara di Piala AFF senior ini.
Dan sehubungan dengan wafatnya bos Leicester City, Vichai Srivaddhanaprabha, yang orang Thailand, mereka pun melakukan penghormatan terakhir kepada Vichai pada hari Senin (5/11/2018). Skuad Thailand diyakini ingin memberikan penghormatan lainnya kepada Vichai Srivaddhanaprabha dengan cara menjadi juara Piala AFF dan sekaligus mempertahankan gelar ketiga kali berturut-turut turnamen ini.
Seperti diketahui, Vichai Srivaddhanaprabha tewas dalam suatu insiden kecelakaan helikopter yang ditumpanginya di area Stadion King Power Sabtu, 27 Oktober 2018, stadion markas Leicester City kepunyaan Vichai.
Singapura pun mempunyai keyakinan optimisme dengan caranya sendiri.
Sementara "The Azkals" sebutan untuk Timnas Filipina mereka pun serius ingin menanjak di level sepakbola kawasan Asia Tenggara. Untuk itu, Filipina melakukan sejumlah taktik. Di antaranya, mereka telah mengontrak pelatih kondang yang pernah melatih Timnas Inggris menuju Piala Dunia 2002 dan 2006 ialah Sven Goran Ericsson, untuk menangani The Azkals guna dapat berbicara banyak di Piala AFF 2018.
Dalam sejarahnya, The Azkals belum pernah menjadi juara Piala AFF, bahkan selama beberapa periode mereka hanya sebagai pelengkap saja, sebelum belakangan prestasi mereka sedikit terangkat dengan banyaknya pemain naturalisasi di negara mereka. Mereka sudah bisa mencapai tahap semifinal dalam empat edisi terakhir.
Ketulusan Filipina bahkan telah memanggil Neil Etheridge, yang kini berstatus sebagai kiper Cardiff City. Selain Neil Etheridge, the Azkals memanggil dua lagi pemain yang merumput di Eropa, yaitu John Patrick Strau yang kini membela klub liga dua Jerman, Erzgebirge.
Satu lagi, Daisuke Sato yang bermain di klub divisi 1 Rumania, Sepsi.
Setiap negara peserta Piala AFF 2018 memiliki tujuan dan optimisme masing-masing dengan cara mereka sendiri.
Untuk kita, mari kita saksikan debut dari Bima Sakti dkk di ajang Piala AFF 2018 ini. Semoga negara kita dapat berbicara banyak dan menjuarai untuk pertama kalinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H