Akankah gaya Tiki-taka Spanyol yang begitu tersohor akan tamat kejayaannya disebabkan karena tim matador berhasil diredam negeri beruang merah Rusia di babak 16 besar. Tiki-taka yang sangat populer mengingatkan gaya permainan tim matador Spanyol semenjak Spanyol menuai banyak prestasi sepakbola baik di tingkat Eropa maupun dunia. Juara Eropa dan dunia diraih Spanyol secara berbarengan. Era keemasan Spanyol ketika berhasil menjuarai Piala Dunia tahun 2010.
Namun di Piala Dunia Rusia 2018 babak 16 Minggu (1 Juli) Spanyol nampak laksana itik kehilangan induknya. Spanyol yang merupakan salah satu favorit jawara harus angkat kaki ke bandara untuk pulang ke negaranya. Spanyol dihadang negeri beruang merah Rusia 4-3 lewat drama adu penalti, setelah di waktu normal bermain imbang 1-1 dan perpanjangan waktu juga tak berubah. Mimpi Spanyol yang buruk sama seperti mimpi-mimpi Jerman, Portugal, Argentina, pulang lebih awal.
Apakah ini gara-gara keputusan presiden federasi sepakbola Spanyol Luis Rubiales yang memecat Julen Lopetegui - yang telah melatih Spanyol sejak dua tahun terakhir  - dan menggantikannya dengan Fernando Hierro selang dua hari menjelang kejuaraan Piala Dunia Rusia dimulai! Nampaknya Rubiales akan menjadi sasaran kemarahan rakyat negeri matador.
"Gol-gol aneh"  tercipta di pertarungan  matador melawan Rusia. Gol  pertama bagi Spanyol tercetak karena own-goal. Terpantul kaki belakang Ignashevich di menit ke 12.
Dan kesalahan own-goal tersebut nampaknya dewa - entah dewa apa - membayar ganti rugi kesalahan own-goal itu dengan sebuah hadiah. Sundulan pemain Rusia mengenai tangan Gerard Pique di kotak penalti. Penalti! Algojo Artem Dzubya mengeksekusi skor menjadi adil bagi Rusia, 1-1.Â
Babak perpanjangan waktu 2x15 skor tetap tidak berubah. Dewa pun berpihak kepada Rusia, Rusia menang 4-3 lewat adu penalti.
Tiki-taka Spanyol diredam oleh tembok kokoh pertahanan beruang merah. Rusia sepertinya terlatih benar dan berhati-hati agar tidak terjadi pelanggaran di dalam kotak penalti yang akan mengakibatkan bahaya.
Tiki-taka Spanyol yang tersohor berimbas  pada Indonesia. Indonesia mendatangkan Luis Milla asal Spanyol untuk menjadi pelatih timnas kita.
Salah satu kiblat persepakbolaan dunia Spanyol harus angkat koper terlebih dahulu.
Negeri matador Spanyol harus menunggu empat tahun lagi untuk mengembalikan kejayaan tiki-taka atau mungkin dengan gaya yang lain?
Di pertandingan kedua, hasil yang mirip terjadi. Setelah imbang 1-1 sampai babak waktu perpanjangan 2x15 menit usai skor tidak berubah. Adu penalti! Skor akhir 3-2 untuk kejayaan Kroasia. Denmark harus angkat koper duluan dari Rusia.