Satu persatu tim-tim unggulan sudah gugur di medan laga, dimulai dari Jerman der Panzer, Argentina tango, Portugal dengan bintang-bintangnya Messi dan Ronaldo. Tinggal menunggu tarian samba Brasil dengan Neymar sebagai bintangnya.
Messi, Ronaldo, mungkin juga Neymar pulang lebih awal, namun muncul bintang pujaan baru Mbappe-Lottin yang masih berusia belia dari Perancis, permainannya begitu memukau.
Tiki-taka sendiri adalah permainan sepakbola yang identik dengan umpan-umpan pendek dan mengandalkan gerakan dinamis. Memindahkan bola melalui beragam saluran dan mempertahankan penguasaan bola.
Tiki-taka merupakan pengembangan dari taktik Total Football Belanda yang dipadukan dengan karakter sepakbola dari kaki ke kaki milik Spanyol.
Legenda Belanda Johan Cruyff yang melatih Barcelona menerapkan tiki-taka yang kemudian dikembangkan oleh orang Spanyol. Mengumpan pendek secepat-cepatnya, sebanyak-banyaknya dan dilakukan berulang kali, namun tujuan utamanya adalah memancing lawan untuk merebut bola sehingga lupa akan pola pertahanan mereka sendiri. Setelah lawan terpancing, maka "pemain bintang" dkk lebih mudah merangsek pertahanan musuh.
Dengan serangkaian metode inilah yang membuat lawan kesulitan mengembangkan pola permainan sendiri. Timnas Spanyol yang menerapkan filosofi ini berhasil mengawinkan trofi bergengsi Piala Eropa 2008 (dibawah asuhan Luis Aragones) dan Piala dunia 2010 (Vincente del Bosque).
Namun permainan tiki-taka Spanyol Minggu, 1 Juli 2018 berhasil diredam oleh tembok kokoh pertahanan negeri beruang merah Rusia.
Messi, Ronaldo, Der Panzer, Tiki-taka riwayatmu kini.😫 ⚽
Bagaimanapun nasib manusia dan suatu negara, hanyalah mereka sendiri yang merasakan jatuh bangunnya.
jangan nonton bola tanpa kacang garuda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H