Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Bola

Kisah Escobar yang Terus Dikenang

17 Juni 2018   06:00 Diperbarui: 17 Juni 2018   06:10 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Escobar diberondong enam tembakan oleh orang tak dikenal dan itu kabarnya sebagai "hukuman" atas gol bunuh diri sang pemain di Piala Dunia 1994.

Fans sepakbola dikejutkan dengan kabar meninggalnya Andres Escobar, bek internasional Kolombia, pada 2 Juli 1994. Di usia emas sebagai pesepakbola, 27 tahun, Escobar tewas mengenaskan di kampung halamannya, beberapa hari setelah La Tricolor tereliminasi di Piala Dunia Amerika Serikat.

Setelah kalah memalukan 3-1 dari Rumania di pertandingan pertama, pertandingan kedua Kolombia di grup A melawan tuan rumah Amerika Serikat diharapkan dapat membalikkan nasib mereka. Rekor pertandingan sebelumnya melawan AS sebelumnya juga membumbungkan harapan. 

Namun memasuki menit ke 35 , petaka terjadi. Umpan silang  John Harkes, gelandang sayap AS, tidak mampu dihalau sempurna Andres Escobar. Bek tengah Atletico  Nacional itu tidak mampu mengontrol bola yang datang dengan deras, dan masuk ke gawang kesebelasannya sendiri, Escobar kadung menendang lewat kakinya. AS kemudian mencetak gol keduanya  di babak kedua, serta gol penghibur La Tricolor  di penghujung babak diciptakan Adolfo Valencia.

La Tricolor yang semula dijagokan untuk membawa pulang trofi Piala Dunia pulang dengan muka tertunduk menjadi juru kunci di grup A, meski di pertandingan terakhir fase grup Kolombia menang 2-0 dari Swiss. 

Escobar merasa sedih karena ia menjadi penyebab kegagalan negaranya. Ia menulis permintaan maaf di media cetak Kolombia El Tiempo, atas gol bunuh dirinya, namun ia juga meminta negaranya untuk bangkit. Di akhir tulisannya ia menutup dengan kalimat: "See you soon, because life doesn't end here". Kalimat yang menjadi ironi.

Walau situasi negaranya sedang kondusif karena maraknya kartel narkoba, ia pulang kampung ke Medellin.

Di tempat parkir di satu bar di Medellin, Escobar terlibat perseteruan kecil dengan beberapa orang yang menyebutkan ialah penyebab kegagalan timnas Kolombia di Piala Dunia. Perselisihan semakin memanas, dan tiba-tiba dua orang mengeluarkan pistol dan menembak Escobar sebanyak enam kali. Tiap kali tembakan, si penembak berteriak "gol!". Escobar dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong. Ia tewas.

Polisi kemudian menangkap Humberto Carlos si pembunuh yang merupakan kaki tangan kartel narkoba. Motif pembunuhan terhadap Escobar seperti diduga semula berlatar belakang gol bunuh diri Escobar.

Pemakaman Escobar dihadiri lebih dari 120.000 orang dan sampai terus dikenang.

Pengadilan mengganjar sang pembunuh dengan 43 tahun penjara,  kemudian hukumannya dikurangi menjadi hanya 26 tahun. Tapi pada tahun 2005 sang pembunuh bebas, berarti ia hanya menjalani hukuman selama 11 tahun. Alasan pengadilan mengurangi hukuman karena Castro sang pembunuh berkelakuan baik selama menjalani masa hukumannya. Keluarga Escobar kecewa atas putusan pengadilan yang membebaskan Castro, "Jujur saja, sudah tidak ada keadilan di Kolombia, mereka telah menipu negara ini dan keluarga kami" kata ayah Escobar, Dario.

Pada tahun 2002, pemerintah kota Medellin, kota kelahiran Andres Escobar, membangun patung  Andres Escobar untuk mengenangnya.

Di fase penyisihan grup Piala Dunia Rusia 2018 ini, Kolombia berada di grup H bersama dengan Polandia, Senegal, dan Jepang, dan akan bertarung perdana melawan Jepang pada hari Selasa, 19 Juni pukul 19.00 WIB, Jangan nonton bola tanpa kacang Garuda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun