Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Silaturahmi dan Bermaafan, Momen Khas di Hari Raya Idul Fitri

15 Juni 2018   05:59 Diperbarui: 15 Juni 2018   06:29 1426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memaafkan kesalahan diri sendiri, kesalahan orang-orang terdekat seperti suami-isteri atau kesalahan orang lain memang terkadang mudah diucapkan tetapi sulit dilaksanakan apalagi bila telah menyangkut soal harga diri. Seseorang terkadang menyimpan rasa marahnya sebagai bentuk sakit hatinya kepada orang lain yang sudah melukainya. Orang seolah ingin menunjukkan emosinya bahwa ia sudah disakiti dan membalas dendam kepada orang lain yang sudah menyakitinya.

Belajarlah untuk memaafkan kesalahan orang lain karena itu merupakan sesuatu hal yang positif untuk maju dalam hidup. Memaafkan adalah salah satu cara terbaik untuk menyingkirkan perasaan amarah dan tidak puas hati yang terjadi antara kita dengan orang-orang di sekitar kita, entah itu teman, sahabat, saudara, suami-isteri,  TTM, atau kekasih. Memaafkan kesalahan orang lain pula dapat membuat kehidupan kita menjadi ceria dan hubungan dengan orang lain pun menjadi lebih bermakna.

Apabila kita memilih untuk tidak memaafkan maka hal itu berpulang kepada diri kita sendiri yang berakibat hati masih luka. Kejengkelan membuat hati bertambah perih.

Banyak manfaat yang dapat kita ambil kalau mau memaafkan kesalahan orang lain, baik kesalahan yang disengaja maupun yang tidak disengaja, di antaranya:

Memaafkan membuat kita lebih bahagia, bisa meningkatkan kesehatan, membuat hubungan bertahan lama (antara suami dan isteri), mengurangi rasa sakit (marah membuat seseorang berperilaku negatif yang akan memengaruhi kesehatan),  menghilangkan stres.

Islam menganjurkan umatnya untuk senantiasa berbuat baik, amalan Islam tidak semata-mata berupa ibadah seperti sholat, puasa, zakat dan sebagainya, melainkan pula tersenyum serta menjalin silaturahmi. Menjalin silaturahmi merupakan salah satu cara mewujudkan ukhuwah islamiah dan bisa dilakukan dengan cara mengunjungi saudara dan keluarga. 

Hikmah daripada silaturahmi, selain membikin orang lain senang, silaturahmi mempunyai banyak keutamaan. Antara lain: konsekuensi iman kepada Allah, dipanjangkan umurnya serta diluaskan rezekinya, dekat dengan Allah, penyebab masuk surga, bentuk ketaatan kepada Allah, memerdekakan budak, bersedekah kepada keluarga.

Hari Raya atau Lebaran adalah momentum spesial untuk menjadi ajang saling mempererat hubungan antar keluarga, kerabat dan teman. Di Hari Raya Idul Fitri, masyarakat berbondong-bondong mudik agar dapat bersua dengan orang-orang yang mereka sayangi.

Aktivitas di hari raya yang dilakukan mulai dari ziarah kubur atau berkunjung/bersilaturahmi dan lainnya. Di silaturahmi ada aktivitas yang telah mentradisi dan bagian dari adab kesopanan (tata krama) di masyarakat, seperti berjabat tangan, cium tangan, dan lain sebagainya.

Aktivitas-aktivitas tersebut di atas terkadang ditolak oleh beberapa pihak, bahkan mungkin oleh pihak keluarga, kerabat atau teman yang dikunjungi sebab ketidaktahuan mereka atau sebab terpengaruh paham diluar mayoritas umat Islam, lalu dengan mudah mengatakan bahwa itu tak pernah dicontohkan oleh nabi, tidak ada dalilnya, perbuatan syirik, bida'ah sesat dan sebagainya.

Bagi orang awam dan saya, salah satu aktivitas yang khas di bulan Syawal, khususnya momen Idul Fitri, adalah saling bersilaturahmi dan bermaaf-maafan. Momen ini adalah momen terbaik untuk saling mengunjungi orang tua atau kerabat sebab waktu senggang dan seluruh keluarga dekat dapat mudah ditemui adalah pada waktu itu. Dan sungguh saling mengunjungi silaturahmi ini mempunyai keutamaan yang besar dari sisi pahala serta umur yang berkah, di samping bisa memupuk dan melanggengkan kasih sayang.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1439 H bagi seluruh umat Muslim. Minal Aidin Wal Faidzin. Mohon maaf lahir dan batin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun