Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apa itu Tonsilitis dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

11 Juni 2018   07:00 Diperbarui: 11 Juni 2018   07:48 3652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
daydreamanatomy.com

Tonsilitis atau sering disebut radang amandel adalah pembengkakan dan peradangan pada amandel, yang biasanya disebabkan oleh infeksi.

Kondisi ini umum terjadi pada jutaan individu setiap tahunnya. Walau menimbulkan rasa yang tidak nyaman, tonsilitis jarang merupakan penyakit yang serius. Radang amandel dapat terjadi pada pasien dengan usia berapa pun, namun paling banyak ditemui pada anak-anak kecil hingga remaja. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Menurut dr. Lia Natalia, Sp.THT-KL, Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan, dari RS Ciputra Hospital, Tonsil merupakan kumpulan jaringan kelenjar getah bening yang terletak pada kerongkongan di belakang kedua lengkungan belakang rongga mulut.

Umumnya penderita tonsilitis akut mengalami gejala seperti sakit tenggorokan, kesulitan atau nyeri saat menelan, demam, sakit kepala, sakit perut, mual dan muntah, batuk, suara serak, kemerahan dan bengkak pada amandel, nyeri di kelenjar leher, ruam, hingga sakit telinga.

Para penderita tonsilitis kronis mengeluhkan gejala seperti kerap mengalami sakit tenggorokan kronis, halitosis atau bau mulut dan radang pada tonsil yang kambuh terus menerus.

Tonsilitis kronis adalah radang kronik pada tonsil yang biasanya merupakan kelanjutan dari infeksi akut berulang atau infeksi subklinis (tidak terasa). Kelainan ini merupakan kelainan paling sering pada anak di bidang THT. Pada Tonsilitis Kronis, ukuran tonsil dapat membesar sedemikian sehingga disebut Tonsilitis Kronis Hipertrofi.

Faktor yang mendukung terjadinya penyakit ini adalah rangsangan kronis seperti rokok atau faktor cuaca, pengobatan radang akut yang tidak tuntas, dan kebersihan mulut yang kurang terjaga.

Tonsilitis yang bersifat jangka panjang atau kronis terlihat dari pasien yang mengalami lebih dari tujuh kali dalam satu tahun, lebih dari lima kali setahun dalam dua tahun terakhir, atau lebih dari tiga kali setahun dalam tiga tahun terakhir.

Cara mengatasi tonsilitis kronis dibagi dua, yaitu Konservatif dan Operatif. Terapi Konservatif dilakukan untuk mengobati infeksi pada keluhan yang ada. Tindakan Operatif perlu dilakukan pada penderita yang tidak berhasil dengan pengobatan konvensional dan menyebabkan sumbatan jalan napas, sulit menelan, gangguan saat tidur (tidur ngorok, sleep apnea/hambatan pada saluran udara yang mengganggu pernapasan).

Setelah melakukan tindakan Operatif, biasanya penderita tonsilitis kronis dapat meninggalkan Rumah Sakit 1 hari setelah operasi. Penderita akan mengalami rasa nyeri pada bagian tenggorokan yang biasa berlangsung selama 1-2 minggu. Hal tersebut wajar pasca operasi dan tidak perlu dikhawatirkan karena dokter akan memberikan obat penderita rasa sakit.

Meski sulit menelan setelah menjalani operasi tonsilektomi, namun usahakan untuk tetap mengonsumsi makanan lunak - padat dan banyak minum cairan yang akan membantu penyembuhan lebih cepat. Pastikan untuk tetap menjaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi atau menggunakan mouthwash untuk mencegah timbulnya infeksi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun