Hasilnya, seperti dilaporkan dalam Journal of Epidemiology & Community Health, para pria yang memberi penilaian "semakin baik" pada pernikahan mereka memiliki level kolesterol yang juga lebih baik dan berat badan lebih sehat beberapa tahun kemudian.
Sebaliknya, pernikahan yang digambarkan sebagai "semakin buruk" dikaitkan dengan tekanan darah diastolik yang juga memburuk. Para ilmuwan pun menyimpulkan bahwa perubahan dalam kualitas pernikahan tampaknya dapat memprediksi risiko penyakit kardiovaskular.
Meski demikian, para peneliti mengingatkan bahwa kesimpulan studi ini masih perlu digali lebih jauh. Para pria yang menjadi partisipan studi juga relatif masih muda, sehingga masih agak dini untuk mengetahui apakah risiko tersebut akan berkembang menjadi penyakit sungguhan.
Yang pasti, tim ilmuwan menyarankan agar pasangan yang relasinya tengah memburuk menjalani konseling pernikahan, karena hal ini tampaknya memiliki potensi untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis maupun kesehatan fisik.
Studi sebelumnya pernah menunjukkan bahwa dibandingkan bujangan, pria yang menikah rata-rata memiliki risiko lebih rendah terhadap penyakit kardiovaskular.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H