Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tingkatkan Kesadaran terhadap Aritmia

16 April 2018   10:44 Diperbarui: 21 April 2018   10:15 1560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aritmia adalah salah satu ragam gangguan jantung yang masih sedikit diketahui. Meski tak sepopuler penyakit jantung koroner, aritmia bisa menjadi momok yang merenggut nyawa, bahkan di usia muda.

Berdebar-debar mungkin merupakan gejala paling sering dari aritmia. Namun spektrum gejala penyakit ini sesungguhnya cukup luas, dari rasa keleyengan, pingsan, hingga stroke.

"Berdebar yang terkait aritmia pun harus dipahami secara benar," ujar Dr. Dicky Armein Hanafy, Sp.JP(K), FIHA, staf pengajar dari Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI/Pusat Jantung Harapan Kita.

Menurut dokter yang juga Ketua Indonesian Heart Rhythm Society Meeting (InaHRS) ini, pasien sering kali mengeluh berdebar ketika denyut jantungnya cepat maupun lambat, tidak teratur, terasa lebih kuat, ada jeda, bahkan saat sakit dada.

Karena itu, dalam dunia kedokteran, istilah berdebar didefinisikan sebagai kesadaran akan denyut jantung yang digambarkan sebagai sensasi nadi yang tidak nyaman atau gerakan di sekitar dada. Berdebar merupakan alasan kedua terbanyak bagi pasien untuk menemui spesialis jantung.

Apa yang dimaksud dengan aritmia?

Penyakit ini didefinisikan sebagai segala bentuk gangguan produksi impuls atau abnormalitas penjalaran impuls listrik ke otot jantung.

Untuk memahami perjalanan penyakit ini, kita harus mulai dari pengertian bahwa jantung kita bekerja terus-menerus karena otomatisasi sistem listrik.

Sistem listrik jantung terdiri dari generator listrik alamiah, yaitu nodus sinoatrial (SA), dan jaringan konduksi listrik dari atrium ke ventrikel. Nah, gangguan pada pembentukan dan/atau penjalaran impuls listrik inilah yang menimbulkan penyakit aritmia.

Secara umum, aritmia dibagi menjadi dua kelompok: bradiaritmia, yakni laju jantung terlalu lambat (kurang dari 60 kali per menit [kpm]), dan takiaritmia, yakni laju jantung yang terlalu cepat (lebih dari 100 kpm). Prosedur terapi mencakup farmakologi, elektroterapi, dan terapi bedah.

Setidaknya, 41 persen pasien yang mengeluhkan jantung berdebar terbukti memiliki aritmia. Epidemiologi aritmia di Indonesia sendiri tidak jauh berbeda dengan negara lain. Sebanyak 87 persen pasien yang meninggal mendadak kemudian diketahui mengalami aritmia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun