Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hewan Bisa Jadi Mata-mata?

10 April 2018   09:46 Diperbarui: 10 April 2018   10:13 1049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelumnya, pada 2011, burung bangkai lain dari Israel juga ditahan oleh pemerintah Arab Saudi. Ketika itu, griffin tersebut mengenakan penanda GPS milik University of Tel Aviv, yang sedang mempelajari pola gerakan hewan yang terancam punah tersebut.

Spionase hewan bukan hal baru bagi Iran.

Pada 2017, mereka menahan 14 ekor tupai yang diberitakan agensi berita lokal telah dilengkapi dengan perangkat pengintaian. Dicurigai, tupai-tupai tersebut dipasang alat perekam atau perangkat radio ukuran mungil yang bertujuan mencuri dengar percakapan.

Ketika itu, kepolisian nasional Iran mengonfirnasi bahwa mereka tahu berita tersebut telah tersebar, tapi mereka menolak mempublikasikan informasi lebih jauh tentang dari mana asal tupai-tupai tersebut. Mereka juga tidak memberi tahu bagaimana nasib mamalia kecil itu.

Profesor John Koprowski, pakar ekologi dan konservasi tupai di University of Arizona, menegaskan bahwa sangat diragukan tupai bisa dilatih untuk menjalankan tugas spionase.

Sementara kadal, burung bangkai, dan tupai mungkin merupakan sasaran aneh untuk tuduhan mata-mata, sebagian hewan lain mungkin tidak terlalu mengejutkan.

Pada 2015, Hamas - organisasi politik Palestina yang dituduh sebagai teroris oleh U.S. State Department - mengungkapkan kecurigaan mereka terhadap seekor lumba-lumba. Hewan itu dianggap telah memata-matai mereka untuk pihak Israel karena ia ditemukan memakai perangkat spionase, salah satunya kamera pengintai.

Meski detail kisah ini tidak jelas, lumba-lumba bukan pendatang baru dalam taktik militer. Pada 2014, misalnya, ketika Rusia mengambil alih wilayah Crimea dan menyusup ke pasukan militer Ukraina, mereka menemukan apa yang mereka sebut "lumba-lumba petarung."

Mamalia laut ini diyakini telah dimanfaatkan untuk menemukan target bawah air, seperti ranjau. Mereka juga dicurigai telah dilatih untuk menghadang penyusup memasuki wilayah terlarang. Konon, di era 1960-an, Angkatan Laut AS menjalankan program serupa.

Saat diwawancarai National Geographic pada 2014, perwakilan program riset mamalia laut di University of Hawaii mengaku bahwa pemerintah AS pernah memanfaatkan lumba-lumba sebagai pendeteksi ranjau dalam laut karena hewan ini memiliki kemampuan ekolokasi begitu akurat, sehingga mereka lebih superior dari mesin.

Jadi, benar dong hewan bisa menjadi mata-mata?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun